Penanggulangan risiko banjir di Kabupaten Aceh Tamiang menjadi perhatian penting mengingat frekuensi banjir yang cukup tinggi serta dampak sosial dan ekonomi yang signifikan. Penelitian ini mengkaji peran Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Aceh Tamiang dalam menghadapi risiko banjir, dengan fokus pada kesiapsiagaan, tanggap darurat, serta kendala yang dihadapi dalam pelaksanaannya. Melalui pendekatan kualitatif deskriptif, ditemukan bahwa BPBD telah menyusun rencana kontingensi yang komprehensif, melakukan sosialisasi mitigasi bencana secara berkelanjutan, serta mengembangkan sistem peringatan dini dan koordinasi lintas sektor dengan berbagai pihak, termasuk masyarakat. Namun, efektivitas penanganan banjir masih terbatas oleh kendala seperti keterbatasan infrastruktur fisik, terutama tanggul dan sistem drainase, serta keterbatasan pendanaan yang mengakibatkan penanganan pascabanjir lebih bersifat reaktif dan bergantung pada bantuan luar. Penelitian ini merekomendasikan penguatan kapasitas BPBD dan peningkatan alokasi anggaran khusus, optimalisasi infrastruktur pengendalian banjir, serta pengembangan metode sosialisasi yang lebih partisipatif dan berbasis komunitas untuk meningkatkan kesiapsiagaan masyarakat. Dengan demikian, diharapkan risiko banjir dapat diminimalisasi secara berkelanjutan dan keselamatan masyarakat Aceh Tamiang dapat lebih terjamin.