Dalam Islam, Haji merupakan salah satu rukun Islam yang menjadi kewajiban bagi setiap Muslim bagi yang mampu. Akan tetapi, dalam pelaksanaan rukun Islam kelima ini terdapat berbagai kendala, baik dari segi operasional, medis, maupun keamanan. Dr. Yusuf Al-Qaraḍawi menyebutkan setiap muslim hendaknya percaya kepada hikmah syariat yang mengandung kemaslahatan, segala hal yang dibutuhkan manusia, serta hal yang bisa memberikan manfaat dan kemajuan kepada manusia. Hal ini, terdapat pandangan yang menolak penerapan tasreh haji karena dianggap tidak memiliki landasan khusus dalam syariat Islam dan dinilai menyulitkan jemaah untuk menjalankan ibadah haji. Dalam hal ini perlu melihat bagaimana landasan syariat dalam penerapan sistem tasreh haji di Arab Saudi ditinjau dari perspektif Maslahah? Kemudian, bagaimana pandangan ulama kontemporer terhadap penerapan tasreh haji dalam konteks syariat Islam?. Hasil penelitian ini, Melalui pendekatan mashlahah dan maqashid al-syari'ah, tasreh haji berfungsi untuk menjaga keselamatan, kenyamanan, dan ketertiban jemaah. Prinsip mashlahah menekankan pentingnya menjaga kepentingan umum, sedangkan maqashid al-syari'ah berfokus pada tujuan-tujuan syariah yang lebih tinggi, seperti perlindungan jiwa, harta, dan agama. Dengan demikian, penerapan tasreh haji sejalan dengan tujuan syariah yaitu menjaga keselamatan dan kesejahteraan umat. Adapun pandangan ulama kewajiban syar'i yang didasarkan pada pertimbangan maslahah mursalah, ketaatan kepada ulil amri, dan prinsip-prinsip pencegahan kerusakan dalam Islam.