Penggunaan Bahasa Aceh Sebagai Medium Komunikasi Politik Calon Gubernur (Studi Pilkada 2024 di Kota Banda Aceh)

Riska Maulina, 210801060 (2025) Penggunaan Bahasa Aceh Sebagai Medium Komunikasi Politik Calon Gubernur (Studi Pilkada 2024 di Kota Banda Aceh). Other thesis, UIN Ar-Raniry Banda Aceh.

[thumbnail of Komunikasi Politik, Bahasa Aceh, Calon Gubernur, Pilkada Banda Aceh 2024] Text (Komunikasi Politik, Bahasa Aceh, Calon Gubernur, Pilkada Banda Aceh 2024)
Riska Maulina, 210801060, FISIP, IP, 087721270109.pdf - Published Version
Available under License Creative Commons Attribution.

Download (7MB)
[thumbnail of Komunikasi Politik, Bahasa Aceh, Calon Gubernur, Pilkada Banda Aceh 2024] Text (Komunikasi Politik, Bahasa Aceh, Calon Gubernur, Pilkada Banda Aceh 2024)
Riska Maulina, 210801060, FISIP, IP.pdf - Published Version
Restricted to Repository staff only
Available under License Creative Commons Attribution.

Download (8MB)

Abstract

Penelitian ini berangkat dari fenomena rendahnya perolehan suara pasangan calon gubernur Muzakir Manaf–Fadhlullah di Kota Banda Aceh, meskipun strategi kampanye mereka penggunaan Bahasa Aceh sebagai medium komunikasi politik. Hal ini menimbulkan pertanyaan mengenai efektivitas bahasa lokal sebagai instrumen komunikasi politik dalam konteks pemilih perkotaan yang cenderung kritis dan rasional. Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif dengan metode deskriptif-analitis. Data dikumpulkan melalui wawancara mendalam dan dokumentasi. Hasil penelitian menunjukkan bahwa penggunaan Bahasa Aceh memiliki makna simbolik yang kuat, terutama dalam memperkuat identitas kultural dan membangun kedekatan emosional antara calon dan masyarakat. Namun, di Kota Banda Aceh, strategi ini tidak menjadi faktor penentu dalam keputusan memilih. Pemilih perkotaan lebih mengutamakan pertimbangan rasional seperti visi, misi, program kerja, rekam jejak kandidat, serta isu ekonomi dan pembangunan. Karakteristik pemilih Banda Aceh yang heterogen, berpendidikan tinggi, kritis, dan terpapar media digital membuat mereka lebih menekankan substansi program dibandingkan simbol budaya. Dengan demikian, dapat disimpulkan bahwa komunikasi politik berbasis Bahasa Aceh berfungsi sebagai instrumen simbolik dan nilai tambah emosional, tetapi tidak signifikan dalam membentuk preferensi politik masyarakat perkotaan di Banda Aceh.

Item Type: Thesis (Other)
Subjects: 300 Sociology and Anthropology (Sosiologi dan Antropologi) > 320 Political and Government Science (Ilmu Politik dan Pemerintahan)
Divisions: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Pemerintahan > S1 Ilmu Politik
Depositing User: Riska Maulina
Date Deposited: 10 Sep 2025 08:58
Last Modified: 10 Sep 2025 08:58
URI: http://repository.ar-raniry.ac.id/id/eprint/51730

Actions (login required)

View Item
View Item