Pentingnya penguatan dakwah di wilayah perbatasan Aceh Singkil yang menghadapi tantangan kompleks, baik dari dalam masyarakat maupun pengaruh luar yang tidak sejalan dengan nilai-nilai Islam. Wilayah perbatasan rentan menjadi pintu masuk ideologi asing yang dapat mengancam stabilitas sosial dan keagamaan. Oleh karena itu, kolaborasi lintas sektoral menjadi strategi penting yang diupayakan Dinas Syariat Islam Aceh Singkil dalam mengembangkan dakwah yang inklusif dan berdaya jangkau luas. Rumusan masalah dalam penelitian ini meliputi: (1) Apa saja tantangan dakwah di Kabupaten Aceh Singkil? (2) Bagaimana upaya Dinas Syariat Islam Aceh Singkil dalam pengembangan dakwah di wilayah perbatasan Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis tantangan dakwah di wilayah perbatasanserta mendeskripsikan upaya kolaboratif yang dilakukan oleh Dinas SyariatIslam Aceh Singkil. Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif dengan metode lapangan melalui wawancara mendalam, observasi, dan studi kasus. Subjek penelitian terdiri dari berbagai pihak yang terlibat langsung dalam dakwah perbatasan, seperti pejabat Dinas Syariat Islam, aparat Wilayatul Hisbah, tokoh agama, da’i lokal, serta tokoh masyarakat perbatasan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa tantangan utama meliputi keterbatasan jumlah dan kapasitas da’i yang memahami kondisi masyarakat setempat, minimnya anggaran operasional, pengaruh media digital yang mengurangi minat generasi muda terhadap dakwah, serta resistensi sosial terhadap da’i dari luar desa dan faktor ekonomi. Untuk mengatasi hal tersebut, Dinas Syariat Islam Aceh Singkil melakukan berbagai upaya strategis, yaitu pembinaan rutin bagi da’i, kolaborasi lintas sektor dengan aparat keamanan dan tokoh masyarakat, pelaksanaan program dakwah berbasis kebutuhan lokal, serta safari dakwah untuk memperluas jangkauan dan mempererat ukhuwah Islamiyah.