Penelitian ini berjudul Perencanaan Komunikasi Promosi UIN Ar Raniry melalui Film Pendek Emas Biru. Penelitian ini dilatarbelakangi oleh kebutuhan perguruan tinggi, khususnya UIN Ar Raniry Banda Aceh, untuk melakukan komunikasi promosi yang lebih efektif dan relevan dengan karakteristik generasi digital. Film pendek Emas Biru dipilih sebagai media komunikasi karena dinilai mampu menyampaikan pesan kelembagaan secara emosional dan kultural, sekaligus menjangkau target audiens muda dengan lebih persuasif.Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mendeskripsikan dan menganalisis bagaimana proses perencanaan komunikasi promosi dilakukan oleh pihak kampus melalui media film pendek, serta mengkaji efektivitas pendekatan komunikasi tersebut berdasarkan teori Komunikasi Pemasaran Terpadu yang dikembangkan oleh Philip Kotler dan Kevin Lane Keller. Penelitian ini berfokus pada enam elemen utama IMC advertising, sales promotion, public relations, personal selling, direct marketing, dan digital marketing.Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif dengan metode studi kasus. Data dikumpulkan melalui observasi langsung terhadap film Emas Biru, wawancara mendalam dengan Ketua Akademik, penulis naskah, dan sutradara film, serta dokumentasi dari proses produksi dan distribusi film. Data dianalisis secara tematik dengan teknik kategorisasi berdasarkan kerangka teori IMC.Hasil penelitian menunjukkan bahwa perencanaan komunikasi promosi dilakukan secara terstruktur dan kolaboratif. Tahapan perencanaan mencakup identifikasi tujuan, segmentasi audiens, penyusunan pesan inti, produksi film, hingga strategi distribusi digital. Film Emas Biru berhasil mengintegrasikan nilai-nilai Islam, budaya lokal Aceh, dan identitas kampus dalam narasi yang menyentuh dan membumi. Elemen digital marketing dan public relations menjadi komponen paling dominan dalam strategi ini, sedangkan elemen lain hadir sebagai pelengkap dalam konteks institusi pendidikan.Melalui pemanfaatan film sebagai media promosi, UIN Ar Raniry tidak hanya menyampaikan informasi, tetapi juga membangun kedekatan emosional dengan audiens. Strategi ini mencerminkan pemahaman kampus terhadap pola komunikasi generasi Z dan menegaskan pentingnya narasi visual dalam promosi kelembagaan. Dengan demikian, film Emas Biru dapat dipandang sebagai bentuk komunikasi pemasaran terpadu yang adaptif dan bermakna, serta mampu memperkuat citra kampus di tengah persaingan institusi pendidikan tinggi