Dalam pandangan fikih, poligami diperbolehkan dengan beberapa persyaratan yakni adil dan mampu bagi seorang laki-laki yang melakukan perkawinan secara poligami, yang jumlahnya hanya dibatasi empat orang perempuan dengan syarat berlaku adil kepada mereka, yaitu adil dalam melayani, seperti urusan nafkah, tempat tinggal, pakaian, waktu dan segala hal yang bersifat lahiriah. Pertanyaan penelitian dalam skripsi ini yakni: Pertama, bagaimana konsep hukum Islam tentang keadilan dalam berpoligami. Kedua, bagaimana persepsi masyarakat kecamatan Indrapuri kabupaten Aceh Besar terhadap keadilan dalam berpoligami. Untuk memperoleh jawaban tersebut, penelitian menggunakan metode kualitatif. Adapun teknik pengumpulan data dengan wawancara yang dikategorikan sebagai penelitian lapangan (Field Research). Berdasarkan penelitian disimpulkan bahwa masyarakat di Kecamatan Indrapuri mereka ada yang pro dan juga ada yang kontra mengenai poligami tersebut. Masyarakat yang pro terhadap poligami berpendapat bahwa poligami itu akan kemungkinan besar tidak akan dilakukan oleh seseorang suami yang apabila istri tidak dapat memberikan keturunan, adanya penyakit yang tidak dapat disembuhkan, dan suami yang akan melakukan poligami harus dapat izin dari istri pertama atau istri-istri sebelumnya dan seorang suami yang mampu apabila berpoligami. Sedangkan masyarakat yang kontra terhadap poligami berpendapat bahwa poligami bukan suatu yang dianjurkan akan tetapi merupakan sebuah pintu darurat kecil yang dipersiapkan untuk situasi dan kondisi darurat, dan itupun disertai dengan syarat yang sangat berat. Jadi, supaya dapat membentuk keluarga poligami yang rukun dan harmonis. Sehingga dalam setiap tindakan dapat membawa keluarga yang sakinah, mawaddah, dan rahmah. Untuk para istri agar lebih dapat membahagiakan suami dalam rumah tangga poligami dan menjadi istri yang taat kepada suami.