Pendidikan akhlak merupakan bagian penting dalam sistem pendidikan Islam, khususnya di dayah. Guru yang di lingkungan dayah disebut dengan sebutan tengku tidak hanya berperan sebagai pengajar, tetapi juga sebagai teladan utama bagi santri. Keteladanan yang ditunjukkan tengku dalam sikap, tutur kata, dan perilaku sehari-hari sangat berpengaruh dalam membentuk akhlakul karimah santri. Namun, dalam praktiknya masih terdapat kendala. Perbedaan latar belakang santri seringkali menyulitkan proses pembinaan, sementara tengku menghadapi keterbatasan waktu, beban administrasi, dan belum adanya sistem evaluasi yang terstruktur terhadap efektivitas keteladanan. Hal ini menimbulkan tantangan tersendiri dalam menjaga konsistensi pembinaan akhlakul karimah di dayah. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui praktek keteladanan tengku, efektivitas keteladanan tengku dalam pembinaan akhlak karimah, serta faktor pendukung dan penghambat dalam pembinaan akhlakul karimah santri di Dayah Madani Al-Aziziyah, Aceh Besar. Penelitian ini dilakukan dengan studi lapangan menggunakan metode kualitatif deskriptif. Teknik pengumpulan data dilakukan melalui wawancara mendalam, observasi terhadap perilaku sehari-hari tengku dan santri di lingkungan kelas, asrama, dan tempat ibadah; serta dokumentasi berupa catatan kegiatan, arsip dayah, dan dokumen pendukung lainnya. Hasil penelitian menunjukkan bahwa para tengku di Dayah Madani Al-Aziziyah telah menerapkan praktek keteladanan secara konsisten melalui perilaku sehari-hari yang mencerminkan nilai-nilai akhlakul karimah seperti istiqamah, kedisiplinan, amanah, kesabaran, tawadhu’, kepedulian sosial, serta kesesuaian ucapan dan tindakan. Keteladanan tersebut diimplementasikan baik di dalam kelas melalui proses belajar-mengajar maupun di luar kelas melalui interaksi langsung dengan santri, pengawasan ibadah, dan pembinaan etika pergaulan. Perubahan positif perilaku santri terlihat pada meningkatnya kedisiplinan ibadah, kesadaran menjaga kebersihan, sopan santun, tanggung jawab, dan kepedulian terhadap sesama. Faktor pendukung keberhasilan pembinaan ini meliputi kultur religius dayah, kedekatan emosional antara tengku dan santri, dan program pembinaan terstruktur. Adapun faktor penghambat antara lain keterbatasan waktu tengku, beban administrasi, sistem evaluasi tengku, serta pengaruh latar belakang santri yang beragam.Meskipun masih terdapat beberapa aspek yang memerlukan pembinaan lanjutan untuk mempertahankan dan meningkatkan nilai-nilai keteladanan, penelitian ini membuktikan bahwa praktek keteladanan tengku di Dayah Madani Al-Aziziyah terbukti efektif dalam membentuk akhlakul karimah santri.