Pengelolaan Humas dalam Pengembangan Hubungan Edukatif di SMA Negeri 1 Baitussalam Aceh Besar

Pengelolaan humas sangat penting dalam pengembangan hubungan edukatif. Dengan adanya pengelolaan humas yang baik akan menimbulkan kerjasama antara sekolah dan orang tua peserta didik dalam membimbing dan memantau perkembangan belajar peserta didik. Namun permasalahan yang terjadi orang tua tidak sepenuhnya melibatkan diri dalam membimbing dan memantau perkembangan belajar peserta didik dirumah karena orang tua menganggap anaknya telah mandiri dan mampu, sehingga orang tua tidak perlu melibatkan diri dalam perkembangan belajar anak. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui perencanaan humas dalam pengembangan hubungan edukatif di SMAN 1 Baitussalam, untuk mengetahui pelaksanaan humas dalam pengembangan hubungan edukatif di SMAN 1 Biatussalam dan untuk mengetahui kendala-kendala yang dihadapi humas dalam pengembangan hubungan edukatif di SMAN 1 Baitussalam. Jenis penelitian adalah kualitatif dengan pendekatan deskriptif. Subjek dalam penelitian ini adalah waka humas, guru dan peserta didik. Teknik pengumpulan data dalam penelitian ini adalah menggunakan teknik observasi, wawancara, dan dokumentasi. Hasil penelitian menunjukkan bahwa: 1) Perencanaan humas yang dilakukan di SMAN 1 Baitussalam yaitu: a. Menetapkan visi, misi dan tujuan. b. Menentukan wilayah sasaran. c. Menentukan program humas. d) Penjadwalan. e) Anggaran. f) Pengawasan. g). Pertanggungjawaban. 2) Pelaksanaan humas dalam pengembangan hubungan edukatif di SMAN 1 Baitussalam adalah dengan menjalankan semua rencana yang telah ditetapkan, yaitu melaksanakan rapat kerja, mengadakan rapat ruin dengan orang tua peserta didik, mensosialisasikan sekolah kepada masyarakat, menjalin silaturrahmi dengan masyarakat, bekerjasama antara warga sekolah dan masyarakat dalam mamujakan sekolah, dan menjalin komunikasi yang efektif dengan orang tua peserta didik. 3) Kendala-kendala yang dihadapi humas dalam pengembangan hubungan edukatif di SMAN 1 Baitussalam yaitu: a) Sebagian orang tua kurang peduli terhadap perkembangan belajar anak-anaknya. b) Komunikasi yang terhambat dikarenakan beberapa orang tua siswa belum memiliki telpon genggam. c) Orang tua menyerahkan sepenuhnya anak-anaknya kepada sekolah (guru). d) Orang tua menganggap anak-anaknya sudah mampu dan mandiri sehingga orang tua tidak melibatkan diri dalam perkembangan siswa.