Hambatan-hambatan Kerjasama Pembangunan Antar Daerah (Studi Kasus Banda Aceh, Sabang dan Jantho)

Radhiyati, 150802002 (2020) Hambatan-hambatan Kerjasama Pembangunan Antar Daerah (Studi Kasus Banda Aceh, Sabang dan Jantho). Skripsi thesis, UIN Ar-Raniry Banda Aceh.

[thumbnail of Membahas tentang hambatan-hambatan kerjasama antar daerah BASAJAN]
Preview
Text (Membahas tentang hambatan-hambatan kerjasama antar daerah BASAJAN)
Radhiyati, 150802002, FISIP, IAN, 085206074811.pdf - Published Version
Available under License Creative Commons Attribution.

Download (59MB) | Preview

Abstract

Kerjasama antar wilayah Basajan (Banda Aceh, Sabang, Jantho/Kabupaten Aceh Besar) dikukuhkan sejak 2008 lewat persetujuan ketiga kepala daerah. Pembentukan kerjasama Basajan didasari oleh kesadaran ketiga daerah untuk bisa berkembang dan membangun bersama dengan memanfaatkan sistem hubungan antar wilayah. Kesepakatan Kerjasama ini diformalkan dalam bentuk MOU (Memorandum Of Understanding) yang didukung oleh Deutscher Entwicklungsdienst (DED) dan Deutsche Gesellschaft Für Technische Zusammenarbeit (GTZ) dari Jerman. Deutsche Gesellschaft für Internationale Zusammenarbeit GmbH (GIZ) adalah perusahaan internasional milik Pemerintah Federal Jerman. Namun pasca terbentuknya Basajan tersebut Basajan ini belum berjalan sebagaimana semestinya, banyak sekali permasalahan dan hambatan dalam implementasinya di lapangan. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui bagaimana perkembangan kerja sama antar daerah Basajan dan apa faktor penghambat dalam progam kerja sama pembangunan antar daerah Basajan. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode kualitatif, dengan teknik pengumpulan datanya yaitu observasi, wawancara (informan) dan dokumentasi. Hasil penelitian menunjukkan bahwa setelah Basajan vakum, Basajan diaktifkan kembali pada tahun 2013 oleh Tim Teknis Basajan dibantu oleh Tim Returning Expert dari CIM (Center for International Migration and Development) Jerman ditigawilayahdenganberfokuskerjasamabidangpariwisata,infrastrukturdan sumber daya manusia. Tetapi itu hanya berjalan dua tahun, setelah itu Basajan hilang gaungannya lagi. Faktor penghambat jalannya basajan adalah terjadi kekosongan di BKR (Badan Kerjasama Regional), sumber daya manusia masih kurang, peraturannya kurang bagus (belum terbentuknya Perjanjian Kerja Sama (PKS), sulit mempertemukan tiga kepala daerah, dukungan dari provinsi masih kurang dan Tim teknis yang menghandle Basajan adalah PNS dari Bappeda masing-masing. Oleh karena itu, Pemerintah harus mendukung kerjasama Basajan ini dan BKR harus di aktifkan kembali dengan cara merekrut tenaga professional di bidang BKR.

Item Type: Thesis (Skripsi)
Additional Information: Pembimbing. 1. Dr. Muslim Zainuddin, M.Si 2. Ibu Cut Zamharira, S.IP., M,AP
Uncontrolled Keywords: Kerjasama, hambatan, Basajan
Subjects: 200 Religion (Agama) > 297 Islam > 2X6 Sosial dan Budaya > 2X6.2 Politik > 2X6.22 Sistem Pemerintahan
300 Sociology and Anthropology (Sosiologi dan Antropologi) > 303 Proses sosial > 303.3 Koordinasi dan pengawasan
300 Sociology and Anthropology (Sosiologi dan Antropologi) > 320 Political and Government Science (Ilmu Politik dan Pemerintahan)
Divisions: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Pemerintahan > S1 Ilmu Administrasi Negara
Depositing User: Radhiyati Rara
Date Deposited: 24 Sep 2020 03:56
Last Modified: 24 Sep 2020 03:56
URI: https://repository.ar-raniry.ac.id/id/eprint/14229

Actions (login required)

View Item
View Item