Budaya Tangis Dilo Pada Upacara Perkawinan Suku Alas Di Kabupaten Aceh Tenggara (Studi Kasus : Desa Lawe Sumur Kecamatan Lawe Sumur)

Umi Selamah, 150501045 (2019) Budaya Tangis Dilo Pada Upacara Perkawinan Suku Alas Di Kabupaten Aceh Tenggara (Studi Kasus : Desa Lawe Sumur Kecamatan Lawe Sumur). Skripsi thesis, UIN AR-RANIRY.

[thumbnail of Budaya Tangis Dilo Pada Upacara Perkawinan Suku Alas Di Kabupaten Aceh Tenggara (Studi Kasus : Desa Lawe Sumur Kecamatan Lawe Sumur)]
Preview
Text (Budaya Tangis Dilo Pada Upacara Perkawinan Suku Alas Di Kabupaten Aceh Tenggara (Studi Kasus : Desa Lawe Sumur Kecamatan Lawe Sumur))
Umi Selamah, 150501045, FAH, SKI, 082370983978.pdf - Published Version
Available under License Creative Commons Attribution.

Download (4MB) | Preview

Abstract

Skripsi ini berjudul Budaya Tangis Dilo Pada Upacara Perkawinan Suku Alas Di Kabupaten Aceh Tenggara (Studi Kasus : Desa Lawe Sumur Kecamatan Lawe Sumur). Tradisi tangis dilo adalah sebuah kegiatan yang dilakukan pada upacara perkawinan suku Alas dengan tujuan untuk meminta maaf dan berterima kasih kepada anggota keluarga terdekat dengan menggunakan bahasa sastra asli suku Alas. Tradisi ini berlaku untuk semua desa yang ada di Kabupaten Aceh Tenggara. Adapun desa yang penulis teliti adalah Desa Lawe Sumur Kecamatan Lawe Sumur. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui sejarah tangis dilo di Desa Lawe Sumur, prosesi tangis dilo pada upacara perkawinan suku Alas, manfaat tangis dilo serta upaya-upaya apa saja yang harus dilakukan untuk melestarikan dan mempertahankan tangis dilo. Dalam penelitian ini, penulis menggunakan metode penelitian deskriftif kualitatif dengan tekhnik pengumpulan data berupa wawancara, observasi dan dokumentasi. Berdasarkan hasil penelitian, penulis menyimpulkan bahwa prosesi tangis dilo dilakukan pada saat sebelum shubuh. Seorang mempelai akan membangunkan keluarga terdekatnya kemudian menangis dan meminta maaf serta berterima kasih. Adapun pakaian yang digunakan ketika melakukan tangis dilo menurut adat istiadat suku Alas menggunakan uwis kapal, uwis benang emas dan baju mesikhat. Peran masyarakat dan lembaga-lembaga yang bertanggung jawab terhadap adat istiadat Desa Lawe Sumur adalah dengan melakukan pelatihan-pelatihan di tingkat kabupaten, mengadakan festival seni dan budaya setiap akhir tahun serta ikut berpartisipasi dalam kegiatan-kegiatan yang berhubungan dengan kebudayaan. Selain itu, budaya tangis dilo dapat menumbuhkan rasa kebersamaan dan terciptanya ikatan batin antara sesama keluarga serta menjauhkan diri dari perseteruan. Syair-syair yang dilantunkan memberikan pesan-pesan moral yang berguna bagi kehidupan berumah tangga dan bermasyarakat yang akan dijalani calon pengantin di masa yang akan datang.

Item Type: Thesis (Skripsi)
Uncontrolled Keywords: Tangis dilo, Aceh Tenggara, Desa Lawe Sumur
Subjects: 200 Religion (Agama) > 297 Islam > 2X6 Sosial dan Budaya > 2X6.9 Adat Istiadat
Divisions: Fakultas Adab dan Humaniora > S1 Sejarah dan Kebudayaan Islam
Depositing User: Umi Selamah Umi
Date Deposited: 04 Jan 2021 04:28
Last Modified: 04 Jan 2021 04:28
URI: https://repository.ar-raniry.ac.id/id/eprint/15275

Actions (login required)

View Item
View Item