Penelitian ini bejudul “Content Analysis terhadap Peraturan Walikota (Perwal) Nomor 17 Tahun 2016 tentang Penyelenggaraan Wisata Halal di Museum Tsunami”. Adapun latar belakang masalah pada penelitian ini adalah Peraturan Walikota Nomor 17 Tahun 2016 tentang Penyelenggaraan Wisata Halal yang telah dirancang belum maksimal penerapannya di objek wisata, salah satunya di Museum Tsunami. Hal ini seperti fasilitas di objek wisata yang masih kurang terawat, penyediaan makanan dan minuman yang belum memiliki sertifikasi halal, kesetersediaan sarana dan prasarana dari biro perjalanan yang masih belum memadai, promosi yang masih tidak terbuka, kurangnya Sumber Daya Manusia (SDM) yang ahli dibidangnya, peran dan pengetahuan masyarakat masih kurang mengenai wisata halal, sehingga banyak dari mereka yang masih membuang sampah sembarangan di objek wisata, serta pembinaan dari Pemerintah Aceh masih kurang maksimal. Tujuan dari penelitian ini adalah mengetahui isi atau kandungan Peraturan Walikota (Perwal) Banda Aceh Nomor 17 Tahun 2016 tentang Penyelenggaraan Wisata halal di Museum Tsunami, dan apa saja faktor pendukung dan penghambat dalam menerapkan Peraturan Walikota (Perwal) Banda Aceh Nomor 17 Tahun 2016 tentang Penyelenggaraan Wisata Halal di Museum Tsunami. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode kualitatif dengan pendekatan deskriptif kualitatif dan teknik pengumpulan data melalui analisis penulis terhadap Peraturan Walikota (Perwal) Banda Aceh Nomor
17 Tahun 2016 tentang Penyelenggaraan Wisata halal dan observasi di Museum Tsunami Aceh, dokumentasi, wawancara, studi kepustakaan, dan internet searching atau penelusuran secara online. Hasil penelitiannya yaitu, isi Perwal terutama pada pengetikan masih terdapat banyak kekeliruan, fasilitas di Museum Tsunami sudah sangat baik, tetapi perlu adanya perawatan yang lebih maksimal, kurangnya SDM yang menguasai setiap bidang di Museum Tsunami, kerjasama dengan pihak asing masih sulit dijangkau, penyediaan sarana dan prasarana dari biro perjalanan masih terbatas, belum ada sertifikasi halal, sehingga ketelitian dalam mengolah makanan dari masyarakat sangat dibutuhkan. Selanjutnya, pembinaan yang belum maksimal menjadikan banyak dari masyarakat dan pengelola objek wisata belum menyelenggarakan wisata halal dengan baik. Terlepas dari semua itu, Museum Tsunami terus berbenah dalam menyelenggarakan wisata halal yang lebih baik lagi, hingga dapat meningkatkan jumlah wisatawan yang berkunjung ke Aceh.