Dalam Qanun Aceh Nomor 10 Tahun 2008 menyatakan bahwa Keuchik bertugas memimpin dan menyelesaikan masalah sosial kemasyarakatan dan menjadi pendamai terhadap perselisihan antara penduduk dalam Gampong terutama masalah perselisihan suami-istri. Peran lembaga adat Gampong sangat penting dalam menyelesaikan masalah sosial dalam masyarakat, seperti perselisihan antara suami-istri. Kenyataan yang terjadi tidak semua perselisihan yang terjadi antara suami-istri dapat diselesaikan di Gampong masih belum sesuai dengan yang telah ditetapkan oleh Undang-undang dan Qanun Aceh. Adapun pertanyaan dalam skripsi ini, pertama bagaimana modelpenyelesaian pertengkaran suami-istri yang dilakukan oleh lembaga adat gampong di Kecamatan Woyla Kabupaten Aceh Barat, kedua bagaimana proses penyelesaian pertengkaran suami-istri yang dilakukan lembaga adat gampong di Kecamatan Woyla Kabupaten Aceh Barat, ketiga bagaimana peran lembaga adat gampong dalam penyelesaian pertengkaran suami-istri di Kecamatan Woyla Kabupaten Aceh Barat.Adapun metode yang digunakan dalam penelitian ini ialah metode kualitatif. Hasil penelitian yang ditemukan bahwa peran lembaga adat Gampong dalam menyelesaikan pertengkaran suami-istri sangat membantu dalam mengagalkan perceraian, namun dalam musyawarah adat masih ada kegagalan dalam menyelesaikan pertengkaran antara suami-istri yang dilakukan oleh lembaga adat Gampong sehingga sebagian dari kasus sampai kepada perceraian di pengadilan. Jadi dapat disimpulkan bahwa Keuchik bersama dengan lembaga adat Gampong lainnya sangat berperan dalam menyelesaikan pertengkaran suami-istri, akan tetapi peran lembaga adat Gampong masih belum efektif dan terdapat beberapa kendala dalam menangani kasus sehingga masih ada kasus yang tidak dapat diselesaikan oleh lembaga adat di Gampong sehingga sampai kepada perceraiandi pengadilan.