Interaksi Sosial Masyarakat Gampong Jawa Banda Aceh dengan Pemulung dilihat dari Prinsip-Prinsip Konseling Islam

Skripsi ini berjudul “Interaksi Sosial Masyarakat Gampong Jawa Banda Aceh dengan Pemulung dilihat dari Prinsip-Prinsip Konseling Islam”. Adapun yang menjadi fokus masalah dalam penelitian ini adalah bagaimana interkasi masyarakat dengan pemulung, bagaimana interaksi pemulung dengan masyarakat, dan bagaimana interaksi sosial masyarakat dengan pemulung dilihat dari prinsip-prinsip konseling Islam. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui interaksi masyarakat dengan pemulung, untuk mengetahui interaksi pemulung dengan masyarakat, dan untuk mengetahui interaksi sosial masyarakat dengan pemulung dilihat dari prinsip-prinsip konseling Islam. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah pendekatan kualitatif dengan menggunakan deskriptif analitis dan pengumpulan data dilakukan dengan observasi, wawancara dan dokumentasi. Adapun informan dalam penelitian ini adalah 5 orang masyarakat Gampong Jawa dan 5 orang pemulung Gampong Jawa. Hasil penelitian menunjukkan bahwa interaksi antara masyarakat dengan pemulung sangatlah kurang, dikarenakan sebagian dari masyarakat ada yang sibuk bekerja, adanya sifat ketidakperdulian dari masyarakat, dan mereka hanya berkomunikasi jika ada keperluan saja. Sedangkan interaksi pemulung dengan masyarakat tidaklah baik, karena pemulung memiliki sifat minder yang sangat kuat, sehingga membuat mereka tidak berani untuk memulai komunikasi dengan masyarakat, sifat minder inilah yang membuat jarak diantara pemulung dengan masyarakat. Jika dilihat dari semua prinsip-prinsip konseling Islam tidak semuanya tercapai, hanya ada beberapa saja yang sesuai dengan prinsip konseling Islam di Gampong Jawa, salah satunya nasihat, Uli al Amri atau pemerintah berkewajiban mendukung program-program atau memberi fasilitas untuk program pendidikan agama, dan membantu orang lain mengatasi kesulitan. Dengan adanya penelitian ini diharapkan agar aparatul Gampong dan masyarakat bisa meningkatkan lagi komunikasi sesama antara masyarakat dengan pemulung, sering mengadakan kegiatan di Gampong, meyakinkan pemulung bahwa mereka di hargai keberadaannya, dan lebih kompak lagi dalam hal apapun.