Sistem kerja pada perusahaan memiliki beragam bentuk, ada yang menggunakan sistem operasional bentuk ada yang menggunakan sistem operasional dengan prinsip keterbukaan. Secara konseptual mitra usaha dan pekerja dalam fiqh muamalah memiliki teori berdeda, para ulama mazhab telah menformulasikan kedua konsep tersebut sebagai teori syirkah dan samsarah. Dalam hal ini yang menjadi objek penelitian adalah PT. Kurnia yang merupakan perusahaan moda transportasi darat yang memiliki beberapa armada bus yang melayani penumpang Banda Aceh ke beberapa Pulau Sumatera dan Pulau Jawa. Hal yang menjadi permasalaahan dan tujuan penelitian yaitu bagaimana pihak agen bekerja untuk PT. Kurnia dan menghasilkan profit yang di-share antara perusahaan dan kinerja sesama agen, bagaimana akad dan kinerja agen dengan perusahaan PT. Kurnia menurut akad Samsarah dan Syirkah Abdan. Skripsi ini menggunakan metode deskriptif analisis dan hasil yang diperoleh dianalisis secara kualitatif, data primer dengan melakukan observasi dan melakukan wawancara dengan pihak PT. Kurnia dan beberapa agen. Hasil penelitian menunjukkan bahwa Sistem bagi hasil yang dituangkan dalam peraturan perusahaan yaitu pihak agen akan mendapatkan komisi 10% dari harga tiket karena sistem tersebut telah sesuai dengan akad Samsarah dan Syirkah Abdan. Dalam fiqh mumalah para fuqaha telah menganalisis dari dalil yang jelas tentang sistem kerja dan operasionalnya yang dirumuskan dalam bentuk akad Samsarah dan Syirkah Abdan yang telah memiliki dasar hukum yang jelas. Pekerjaan samsarah/simsar berupa makelar, distributor, agen dan sebagainya, dalam fiqih Islam termasuk akad ijārah, yaitu suatu transaksi memanfaatkan jasa orang lain dengan imbalan. Syirkah al-abdân sebagai salah satu bentuk akad syirkah dalam fiqh muamalah memiliki dasar legitimasi untuk diimplementasikan oleh masyarakat muslim sebagai akad yang memiliki orientasi profit.