Aceh sebagai salah satu provinsi yang memiliki banyak keanekaragaman budaya
dan seni dituntut untuk tetap melestarikan dan mengembangkan kesenian sesuai dengan
perkembangan zaman (seperti seni kontemporer). Saat ini perkembangan seni sendiri
didukung dengan perkembangan teknologi seperti tersedianya perangkat yang
mempermudah proses penciptaan karya seni. Taman Budaya Banda Aceh merupakan
salah satu tempat yang digunakan para seniman untuk mengekspresikan kreasi seni
mereka. Namun prasarana yang tersedia tidak memadai untuk menciptakan,
mengembangkan dan melatih generasi-generasi muda.
Oleh karena itu Taman Budaya yang sudah ada akan diubah menjadi Aceh Art
Cultural Center. Perubahan ini akan menghasilkan suatu wadah dengan nuansa baru
untuk seniman Aceh, yang akan difasilitasi dengan seni yang bertaraf Internasional.
Sehingga seniman di Aceh dapat lebih semangat dan nyaman dalam mengembangkan
kreasi seni sesuai bidang yang dikuasai. Selain itu masyarakat Aceh tidak hanya
mengenal budaya yang sudah ada, namun mulai mengenali budaya-budaya yang telah
dikreasikan oleh para seniman.
Konsep dasar perancangan Aceh Art Cultural Center adalah mengekspresikan
dan mengekspos bangunan, baik area luar maupun dalam bangunan dengan memasukkan
kombinasi langgam aristektur tradisional Aceh sesuai fungsi dari bangunan. Perwujudan
konsep ini melalui pendekatan Hi-Tech Architecture yang berdampak bagi bentuk
bangunan, struktur, Lansekap, dan bentuk elemen interior ruangan.