Hubungan Kepemimpinan Situasional dengan Kepuasan Kerja Karyawan di Pusat Pelayanan Terpadu Pemberdayaan Perempuan dan Anak Putro Aceh Banda Aceh

Kepuasan kerja menjadi salah satu masalah yang dihadapi waga Aceh yang terlihat dari sesi pelayanan konseling dari Blood Life Foundation (BFLF). Salah satu faktor yang menyebabkan ketidakpuasan kerja adalah sifat penyelia yang tidak mau mendengar keluhan dan pandangan pekerja, serta tidak membantu ketika dibutuhkan. Sedangkan, kepemimpinan yang paling bagus dan telah terbukti keberhasilannya adalah teori kepemimpinan situasional, yaitu kepemimpinan yang berfokus pada pengikut. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan kepemimpinan situasional dengan kepuasan kerja karyawan di Pusat Pelayanan Terpadu Pemberdayaan Perempuan dan Anak Putroe Aceh Provinsi Aceh. Metode penelitian menggunakan pendekatan kuantitatif dengan desain penelitian deskriptif korelasional. Sampel dalam penelitian ini adalah seluruh karyawan P2TP2A sebanyak 31 orang, dengan teknik pengambilan sampel total sampling. Instrumen pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah skala kepemimpinan situasional berdasarkan aspek dari Hersey dan Blanchard (1996), dengan nilai reliabilitas sebesar 0,900 dan skala kepuasan kerja berdasarkan aspek dari Porter (1967), dengan nilai relibilitas sebesar 0,900. Hasil analisis data dengan korelasi product-moment diperoleh koefisien korelasi sebesar 0,618 dengan p = 0,000 (p<0,05), yaitu hubungan positif. Artinya semakin baik kepemimpinan situasional, maka semakin tinggi pula tingkat kepuasan kerja karyawan di Pusat Pelayanan Terpadu Pemberdayaan Perempuan dan Anak Putroe Aceh Provinsi Aceh, dan begitu pula sebaliknya. Penelitian ini diharapkan berkontribusi dibidang Psikologi Industri dan Organisasi, Psikologi Sosial, dan Psikologi Hukum, serta dapat memberi masukan kepada kantor P2TP2A untuk tetap mempertahankan kepemimpinan dan meningkatkan kepuasan kerja.