Sistem Penetapan Denda Pada Tunggakan Pelunasan Gadai Emas Di Perum Pegadaian Syariah KCP Keutapang (Studi tentang Denda dalam Akad Rahn)

Dalam kondisi kemampuan finansial terbatas namun kebutuhan dan gaya hidup mengharuskan untuk mendapatkan suatu produk yang dibutuhkannya, maka berbagai alternatif ditempuh untuk mewujudkan animo dan preferensinya terhadap produk termasuk dengan berutang atau menggadaikan harta yang dimilikinya. Dalam hal ini yang menjadi objek penelitian adalah perusahaan Pengadaian Syari’ah Kcp Keutapang yang merupakan lembaga perkreditan dengan sistem gadai. Hal yang menjadi permasalaahan dan tujuan penelitian yaitu bagaimana perhitungan denda yang diberlakukan terhadap debitur yang menunggak pelunasan hutang, Bagaimana perspektif hukum Islam terhadap sistem pelunasan gadai emas di perum pegadaian Keutapang. Skripsi ini menggunakan metode deskriptif analisis dan hasil yang diperoleh dianalisis secara kualitatif, data primer dengan melakukan observasi dan melakukan wawancara dengan pihak Pengadaian Syari’ah. Hasil penelitian menunjukkan bahwa Sistem Mengenai perhitungan denda yang diterapkan Pengadaian Syari’ah terdapat tahap-tahap yang perlu diperhatikan oleh nasabah maupun dari pihak Pengadaian Syari’ah, Pertama menganalisa nasabah yang akan jatuh tempo untuk pembayaran angsuran pokok, Kedua apabila nasabah telah melewati tanggal jatuh tempo pembayaan angsuran maka pihak pengadaian akan memberikan denda pada setiap keterlambatan pembayaran angsuran yang melebihi tanggal jatuh tempo angsuran dengan ketentuan besar denda yakni 4%. Pada produk gadai emas yang ada pada pengadaian syariah terdapat 3 akad yang digunakan. Tiap akad yang digunakan dalam gadai emas tersebut telah memenuhi syarat dan rukun yang terdapat dalam ketentuan hukum Islam, Dengan demikian secara spesifik semua rukun dan syarat serta prosedur yang terdapat dalam ketentuan hukum Islam telah terpenuhi dalam praktik gadai emas di Pengadaian Syariah Kcp Keutapang tersebut.