Pernikahan adalah Sunnatullah, kebutuhan setiap naluri manusia yang menjadi fitrah kemanusiaan dan dianggap sebagai ikatan yang sangat kokoh. Oleh karena itu, Islam menganjurkan untuk menikah. Pelaksanaan Walimah al-‘ursy adalah pernyataan rasa syukur kepada Allah atas berlangsungnya pernikahan. Resepsi pernikahan tidak hanya menjadi hal yang ‘biasanya dilakukan’, tetapi menjadi hal yang ‘harusnya dilakukan’. Kemudian menjadi tren di Indonesia termasuk di Banda Aceh. Pelaksanaan walimah di Banda Aceh yang kental dengan unsur budaya, mengalami pembaharuan/modifikasi dikarenakan alasan kepraktisan dan ukuran rumah yang tidak memadai. Acara pernikahan membutuhkan banyak tahapan persiapan, harus berkunjung ke berbagai tempat, karena tempat pelayanan pernikahan yang ada sekarang tidak menyediakan fasilitas yang lengkap. Dengan menambah fasilitas pada gedung pernikahan, maka konsep one stop wedding building akan terpenuhi, membantu pengantin dalam mempersiapkan acara pernikahan yang lebih mudah dan cepat dengan menawarkan berbagai macam konsep yang sesuai dengan keinginan pengantin. Perancangan Gedung Pernikahan di Banda Aceh menggunakan pendekatan Arsitektur Neo-Vernakular, diharapkan nantinya akan dapat menyeimbangkan antara permintaan dan ketersediaan fasilitas dan pelayanan dalam gedung pernikahan. Sehingga menjadi pusat pernikahan yang menawarkan pelayanan one stop wedding building. Dari hasil analisa diperoleh konsep-konsep perancangan yang akan diterapkan pada perancangan Gedung Pernikahan di Banda Aceh dengan konsep berupa Taloe Meuputa.