Efektifitas Komunikasi Antara Guru Dan Murid Dalam Membentuk Akhlak (Studi Kasus SD Negeri Blang Menara Bener Meriah)

Penelitian ini berjudul “Efektivitas Komunikasi Antara Guru dan Murid dalam membentuk akhlak Kepada murid SD Negeri Blang Menara Bener Meriah”. Masalah dalam penelitian ini meninjau seberapa efektif cara komunikasi guru dalam mengatasi permasalah yang berasal dari kenakalan murid di sekolah. Karena banyak murid yang setiap hari melakukan tindakan baik berupa tingkah laku yang kurang baik, selalu melakukan pelanggaran, seperti merokok, membolos, berkelahi, berbicara kasar, jorok, dan kurang sopan santun serta membuat keributan dan kenakalan lainnya. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui bagaimana efektifitas komunikasi guru dan murid dalam mementuk akhlak. Selain itu untuk mengetahui bagaimana indikator keberhasilan efektifitas komunikasi guru dan murid dalam membentuk akhlak. Metode penelitian yang digunakan adalah metode kualitatif dengan pendekatan jenis lapangan (field research). Penelitian kualitatif merupakan suatu pendekatan yang digunakan untuk menjelaskan masalah sosial dalam masyarakat terutama berhubungan dengan manusia. Teknik penelitian yang digunakan juga berupa observasi terhadap sekolah, melakukan wawancara terhadap pihak sekolah dan dokumentasi. Teori yang digunakan dalam penelitian ini ada Teori Lasswell dan model S-R (Stimulus-Respons). Teori Lasswell adalah teori yang menitikberatkan cara penyampaian komunikasi dengan 5 elemen penting dalam komunikasi yaitu “Who Says What in Which Chanel to Whom With What Effect”, dan teori itu menerapkan 5 elemen tersebut yaitu adanya komunikator, pesan, komunikan, saluran, dan hasil. Sedangkan model Teori S- R (Stimulus – Respons) adalah teori yang menerangkan tentang suatu aksi dan tindakan yang dilakukan dalam berkomunikasi. Hasil yang diperoleh adalah efektifitas komunikasi dalam membangun akhlak sudah baik dan efektif yang ditunjukkan dengan penggunaan pesan yang disampaikan guru menggunakan persuasif dan pesan informatif walaupun terkadang murid tidak menghiraukannya. Selain itu efektifitas guru dalam membangun akhlak dengan berupaya membuat peraturan, mengajarkan Murid tentang agama, memberikan sanksi, dan adanya pemberian reward dalam punishment. Selain itu indikator keberhasilan efektifitas dalam akhlak terlihat dari kurangnya kasus kenakalan dan pelanggaran seperti merokok, bolos, murid sudah membiasakan serta mengaplikasikan setiap hapalan di sekolah. Selain itu murid sudah memakai seragam dengan rapi sesuai dengan ketentuan dan sopan, murid sudah tidak membawa sepeda atau kendaraan ke sekolah, dan murid semakin meningkatkan prestasinya. Namun, tidak efektifnya karena guru meggunakan komunikasi koersip atau komunikasi dengan paksaan atau ancaman. Dan beberapa faktor penyebab murid berkelakuan kurang baik yaitu: Pertama, factor eksternal dari lingkungan seperti teman bermain. Kedua, faktor internal dari keluarga yaitu kurangnya perhatian orang tua serta kesibukan dari keluarga.