Pembelajaran Shalat Pada Siswa Berkebutuhan Khusus (Autis) di SLB-AB Bukesra Ulee Kareng, Banda Aceh

Anak adalah amanah dari Allah SWT yang dititipkan kepada orang tua, amanah tersebut dapat berwujud anak yang normal dan ada yang memiliki kebutuhan khusus, anak-anak normal maupun ABK sama- sama memiliki kewajiban. Salah satu kewajiban orangtua adalah mengajarkan praktek shalat, karena shalat merupakan salah satu kewajiban umat muslim. Lantas bagaimana proses pembelajaran shalat pada siswa Autis dikaitkan dengan aspek kognitif dan psikomotorik di SLB-AB Bukesra Dan apa saja kendala serta solusi yang dihadapi ketika proses pembelajaran shalat tersebut. Dalam menyelesaikan permasalahan ini penulis menggunakan jenis penelitian kualitatif deskriptif dengan menggunakan metode observasi, wawancara, dan dokumentasi. Dari hasil penelitian mengungkapkan bahwa pembelajaran shalat ini akan membantu anak-anak autis dalam mengembangkan pengetahuan (knowledge) yang mencakup ingatan, pemahaman yang memerlukan kemampuan menangkap makna dari suatu konsep, kemudian kemampuan penerapan shalat ini dalam kehidupan sehari- hari, yang disebut dengan aspek kognitif. Gerakan shalat akan melatih psikomotorik anak, meskipun hasil gerakannya kurang begitu memuaskan dalam artian tidak sempurna gerakan shalatnya. Selanjutnya Adapun kendala yang terdapat ketika proses pembelajaran shalat pada anak autis di SLB-AB Bukesra yaitu menyangkut kurang berfungsinya indra pendengaran siswa, sehingga saat pembelajaran harus banyak pengulangan kata atau kalimat, kurangnya kemampuan ingatan siswa, perkembangan bahasa siswa, kemudian kurangnya konsentrasi saat pembelajaran berlangsung. Jadi solusi yang kami lakukan terhadap kendala tersebut dengan melakukan asesmen awal pada siswa autis yang baru masuk sekolah, guna untuk membentuk kelompok belajar sesuai dengan kebutuhan khusus yang dialami.