Sistem Pengendalian Internal Kinerja Supir Ekspedisi Dalam Perspekti Akad Ijarah ‘Ala Al-Manafi’

Penelitian ini mengkaji tentang Sistem Pengendalian Internal Kinerja Supir Ekspedisi dalam Perspektif Akad Ijarah ‘Ala Al-Manafi’, dengan mengambil objek penelitian pada PT. Ingin Jaya Mandiri dan PT. Kharisma Selaras Indotama. Penelitian ini untuk mengetahui bagaimana pengawasan yang dilakukan pada tiap perusahaan dalam mereduksi risiko kerja supir yang dapat merugikan, bagaimana bentuk recovery yang dilakukan oleh kedua perusahaan tersebut terhadap kelalaian supir dalam operasional ekspedisi dan bagaimana perspektif akad ijarah ‘ala al-manafi’. Dalam penelitian ini metode yang digunakan adalah metode kualitatif yaitu penelitian dalam bentuk terjun langsung ke lapangan (field research) menggunakam teknik wawancara dan observasi. Dan data sekundernya yang diperoleh dari penelitian pustaka (library research) dengan cara mengkaji buku-buku, menafsirkan dalil-dalil, serta beberapa literature yang berhubungan dengan skripsi ini. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa pengawasan yang telah dibuat oleh kedua belah pihak perusahaan tersebut untuk mereduksi kerugian hampir memiliki kesamaan, hanya saja di PT. Kharisma Selaras Indotama memiliki sedikit keunggulan, dimana di perusahaan tersebut telah memasangkan pelacak berupa GPS pada setiap truk ekspedisi, sedangkan di PT. Ingin Jaya Mandiri masih mengandalkan sistem komunikasi dan informasi melalui via telepon saja. Cara kedua perusahaan ini merecovery setiap kelalaian supir juga terdapat perbedaannnya, PT. Ingin Jaya Mandiri sama sekali tidak mempertanggung jawabkan setiap resiko yang terjadi kepada sopir ekspedisi, kecuali kerugian tersebut dikarenakan ulah sopir melanggar peraturan yang telah ditetapkan oleh perusahaan, sedangkan PT. Kharisma Selaras Indotama menyatakan, bahwa kedua belah pihak yaitu supir dan perusahaan ikut bertanggung jawab jika terjadi resiko pada barang saat perjalanan, jika kerugian tersebut memang mutlak disebabkan kerena kesalahan supir maka supir akan bertanggung jawab sepenuhnya, jika tidak sanggup maka akan dikenakan sanksi. Sistem pengendalian internal yang diterapkan oleh kedua perusahaan tersebut memang sudang memenuhi standarisasi perspektif akad ijarah ‘ala a-manafi’ hanya saja untuk memaksimalkan pengawasan terhadap kinerja sopir penulis ingin memberikan saran, agar kedua perusahaan tersebut membuat sebuah aplikasi yang bersifat transparansi sehingga siapapun pihak yang terlibat dalam pentransaksian tersebut dapat menyaksikan sendiri proses penghantaran barang, sehingga dapat menambah kepuasan pada setiap pihak yang terlibat.