Penguasaan Objek Transaksi Jual Beli Emas Cicilan Online di Bukalapak Dalam Perspektif Akad Murābaḥah Lil Amr Bisy Syirā’

Bukalapak merupakan perseroan terbatas yang bergerak di bidang usaha web portal yang menyediakan aplikasi jual beli online (e-commerce). Perkembangan Bukalapak semakin signifikan dengan menghadirkan transaksi jual beli emas secara online yang dinamakan dengan fitur buka emas. Pada penelitian ini, penulis tertarik untuk mengkaji bagaimana penguasaan objek transaksi jual beli emas cicilan online di Bukalapak dalam perspektif akad murābaḥah lil amr bisy syirā’. Kajian ini bertujuan menjawab rumusan masalah yang ada. Pertama, Bagaimana penguasaan objek pada jual beli emas secara cicilan di Bukalapak. Kedua, Bagaimana perspektif akad murābaḥah lil amr bisy syirā’ terhadap jual beli emas secara non tunai di Bukalapak. Metode penelitian yang digunakan adalah studi kasus, data diperoleh melalui studi kepustakaan dan penelitian lapangan. Dari hasil penelitian ditemukan bahwa penguasaan objek pada pembelian emas secara cicilan tidak diberikan sepenuhnya kepada pengguna yang membeli emas dan kebijakan ini diberikan untuk menghindari terjadi kerugian di antara kedua belah pihak. Untuk memberikan kepastian kepada pengguna, maka pengguna dapat memantau detail cicilan yang diajukanan pembayaran cicilan dari halaman info cicilan. Praktek jual beli emas secara cicilan tidak ada larangan dari fikih muamalah, akan tetapi objek dari emas tersebut tidak bisa dibuktikan dengan legalitas keberadaannya karena emas tersebut bukan produk dari Bukalapak untuk penyediaan emas akan disediakan oleh PG Berjangka. Oleh karena itu, hal ini dapat berpotensi menimbulkan gharar apalagi penyedia emas tidak memiliki kewajiban maupun kerjasama hanya mengandalkan kewenangan dalam menyediakan emas dari Badan Pengawas Perdagangan Berjangka Komodi (BAPPETI) sehingga potensi terjadinya gharar dan wanprestasi sangat tinggi. Disarankan agar Badan Pengawas Perdagangan Berjangka Komodi (BAPPETI) atau Bukalapak dapat memberikan jaminan bahwa barang tersebut tersedia dan dapat dimiliki ketika secara tunai. Jika tidak bisa menunjukkan adanya jaminan maka dapat menimbulkan ketidakpastian.