Strategi Pemasaran Jasa Pendidikan di MAS Insan Qur’ani Aceh Besar

Sekolah merupakan lembaga pendidikan yang bergerak dalam jasa pendidikan. Selain itu kompetensi antar sekolah pun semakin ketat. Sehingga lembaga pendidikan berlomba-lomba untuk meningkatakan kualitas sekolahnya. Oleh karena iu sekolah perlu menerapkan strategi pemasaran jasa pendidikan sebagai upaya untuk memberikan kepuasan kepada masyarakat sehingga sekolah tersebut dapat bertahan dan berkembang sesuai perkembangan zaman. Pemasaran jasa pendidikan adalah suatu proses untuk memasarkan suatu produk atau jasa dalam lembaga pendidikan kepada masyarakat. Penelitian ini bertujuan untuk menggambarkan dan mengetahui penerapan strategi pemasaran jasa pendidikan melalui fungsi manajemen dan menemukan faktor pendukung dan penghambat yang ada di MAS Insan Qur’ani dalam pemasaran jasa pendidikan. Penelitian ini menggunakan metode kualitatif dengan pendekatan deskriptif. Subjek penelitian adalah Kepala Madrasah, Waka Kesiswaan, dan Waka Humas. Teknik pengumpulan data penelitian ini menggunakan wawancara, observasi dan dokumentasi. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa : pertama, strategi pemasaran menggunakan fungsi manajemen itu ada empat tahapan. (1) tahap perencanaan yaitu : melakukan rapat , menentukan waktu dan tempat, kapan dan dimana pemasaran dilakukan, dan pembentukan panitia pelaksana kegiatan pemasaran. (2) tahapan pelaksanaan yaitu : pemasaran secara langsung dan pemasaran secara tidak langsung(3) tahapan pengorganisasian yaitu : melakukan pembinaan dan pengawasan dalam kegiatan pemasaran. (4) tahapan evaluasi yaitu : pelaksanaan evaluasi dilakukan pada saat proses kegiatan berlangsung dan di akhir kegiatan. Kedua, Faktor pendukung dalam strategi pemasaran jasa pendidikan yaitu : kemajuan teknologi, pelayanan pendidikan di Madrasah, adanya nilai agamis yang dimiliki Madrasah. Faktor penghambat dalam strategi pemasaran jasa pendidikan di MAS Insan Qur’ani yaitu persaingan antar lembaga yang semakin ketat, sarana dan prasarana, berdirinya sekolah baru dengan kompetensi yang sama, dan pembiayaan pemasaran yang kurang efektif.