Tradisi Peulot Manok Dalam Adat Perkawinan Aceh Selatan (Studi Kasus Kampung Baro Kecamatan Pasie Raja)

Husnita Faradina, 170501036 (2021) Tradisi Peulot Manok Dalam Adat Perkawinan Aceh Selatan (Studi Kasus Kampung Baro Kecamatan Pasie Raja). Skripsi thesis, UIN AR-RANIRY.

[thumbnail of Tradisi Peulot Manok Dalam Adat Perkawinan Aceh Selatan (Studi Kasus Kampung Baro Kecamatan Pasie Raja)]
Preview
Text (Tradisi Peulot Manok Dalam Adat Perkawinan Aceh Selatan (Studi Kasus Kampung Baro Kecamatan Pasie Raja))
Husnita Faradina, 170501036, FAH, SKI, 085282643228.pdf - Published Version
Available under License Creative Commons Attribution.

Download (5MB) | Preview

Abstract

Judul skripsi ini adalah Tradisi Peulot Manok Dalam Adat Perkawinan Aceh Selatan (Studi Kasus Gampong Kampung Baro Kecamatan Pasie Raja Kabupaten Aceh Selatan. Tradisi Peulot Manok merupakan suatu praktik budaya dalam adat perkawinan yang senantiasa dilakukan untuk melastarikan budaya yang telah turun-temurun pada saat adanya acara perkawinan.Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui sejarah tradisi peulot manok, prosesi dari tradisi peulot manok, makna dari tradisi peulot manok dan perspektif masyarakat terhadap tradisi peulot manok dikampong Baro. Penelitian ini menggunakan metode kualitatif bersifat deskriptif, analitis dan empiris. Instrumen penelitian yang digunakan adalah observasi, wawancara dan dokumentasi, data yang didapatkan dianalisa dengan cara mereduksi data, mendisplay data, penarikan kesimpulan dan verifikasi data. Hasil penelitian menunjukan bahwa, tradisi peulot manok sudah dilakukan sejak zaman raja dimana anak seorang raja yang cacat tangan menyukai seorang putroe tanpa direstui oleh ayahanda dari putroe dan memberikan beberapa persyaratan untuk dipenuhi, prosesi dari tradisi peulot manok menyiapkan cawan, buah-buahan dan sayuran, kedua mempelai mengambil ayam-ayam yang dibentuk dari nasi itu ditaruh pada telapak tangan satu dan dipegang satu, kemudian saling menyilang tangan diantara keduanya nasi yang diisyarahkan kepada manok tersebut diadu dengan sekedar saling menabrakkan tangan antara keduanya, makna daripada tradisi peulot manok diibaratkan seperti mengadu ayam dan mencari salah satu pemenangnya, didalam tradisi ini manok yang dipegang oleh lintobaro haruslah menang karena didalam suatu hubungan mestilah wanita yang tunduk kepada lelaki yang terpenting pada acara perkawinan peulot manok ini merupakan suatu keharusan bagi mereka karena tanpa peulot manok maka hal-hal yang ada pada acara perkawinan tidak ada makna nya melainkan peulot manok, masyarakat Kampong Baro melakukan tradisi peulot manok dengan antusiasnya bersama masyarakat dan mengikuti arahan dan ajaran yang terdahulu yang dilakukan oleh orang-orang terdahulu pada saat acara perkawinan dan pastinya memiliki makna tersendiri dalam suatu adat jadi akan terasa hambar apabila sesuatu yang telah terjadi turun-temurun dihilangkan.

Item Type: Thesis (Skripsi)
Uncontrolled Keywords: Tradisi, Peulot Manok, Adat, Perkawinan dan Kampung Baro
Subjects: 200 Religion (Agama) > 297 Islam > 2X6 Sosial dan Budaya > 2X6.9 Adat Istiadat
Divisions: Fakultas Adab dan Humaniora > S1 Sejarah dan Kebudayaan Islam
Depositing User: Husnita Faradina
Date Deposited: 10 Jan 2022 03:16
Last Modified: 10 Jan 2022 03:16
URI: https://repository.ar-raniry.ac.id/id/eprint/19271

Actions (login required)

View Item
View Item