Tradisi Toet Apam Pada Empat Puluh Empat Hari Kematian Di Masyarakat Gampong Meunasah Tunong Kecamatan Peudada Kabupaten Bireuen

Zahratul Muna, 170501061 (2022) Tradisi Toet Apam Pada Empat Puluh Empat Hari Kematian Di Masyarakat Gampong Meunasah Tunong Kecamatan Peudada Kabupaten Bireuen. Skripsi thesis, UIN AR-RANIRY.

[thumbnail of Tradisi Toet Apam Pada Empat Puluh Empat Hari Kematian Di Masyarakat Gampong Meunasah Tunong Kecamatan Peudada Kabupaten Bireuen]
Preview
Text (Tradisi Toet Apam Pada Empat Puluh Empat Hari Kematian Di Masyarakat Gampong Meunasah Tunong Kecamatan Peudada Kabupaten Bireuen)
Zahratul Muna, 170501061, FAH, SKI, 081365151941.pdf - Published Version
Available under License Creative Commons Attribution.

Download (3MB) | Preview

Abstract

Skripsi ini berjudul Tradisi Toet Apam Pada Empat Puluh Empat Hari Kematian Di Masyarakat Gampong Meunasah Tunong Kecamatan Peudada Kabupaten Bireuen. Tradisi Toet Apam merupakan suatu praktik budaya yang dilakukan pada acara kematian senantiasa dilakukan untuk melestarikan budaya yang telah dilakukan dari zaman nenek moyang. Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui tata cara pelaksanaan, tujuan tradisi, serta bagaimana pandangan masyarakat terhadap tradisi Toet Apam pada empat puluh empat hari kematian. Lokasi penelitian ini dilakukan di Gampong Meunasah Tunong Kecamatan Peudada Kabupaten Bireuen dengan menggunakan metode kualitatif. Sumber data yang didapat di lapangan berupa pernyataan yang diungkapkan dan tindakan dari orang-orang yang diwawancarai, observasi, dan juga pemanfaatan dokumentasi. Informan keuchik, tokoh agama, tokoh adat, dan pelaku terdahulu terhadap tradisi toet apam. Hasil penelitian menunjukkan bahwa, tradisi toet apam telah dilakukan oleh orang-orang terdahulu setiap salah satu anggota keluarga yang meninggal dunia. Tradisi ini dilakukan bersama tetangga serta kerabat yang diundang khusus untuk memasak apam. Keperluan yang dibutuhkan untuk proses memasak apam disediakan oleh pihak keluarga. Tradisi toet apam ini memiliki tujuan yang diniatkan agar dikendurikan untuk mendapatkan pahala yang terus mengalir kepada arwah yang telah meninggal dunia. Apam dianggap bisa meringankan azab kubur yang memberikan ketenangan kepada arwah. Selain itu tradisi toet apam tidak membutuhkan biaya mahal yang bisa memberatkan masyarakat kalangan bawah untuk melakukan kenduri. Pandangan masyarakat terhadap tradisi toet apam sangat baik karena tradisi ini tidak betentangan dengan agama Islam. Dapat dikatakan bahwa apam yang dimasak diniatkan untuk bersedekah bukan untuk dijadikan sesajin serta memberikan efek positif kepada kehidupan sosial tali silaturahmi terjalin.

Item Type: Thesis (Skripsi)
Uncontrolled Keywords: Tradisi, Toet apam, Empat Puluh Empat Hari Kematian.
Subjects: 200 Religion (Agama) > 297 Islam > 2X6 Sosial dan Budaya > 2X6.9 Adat Istiadat
200 Religion (Agama) > 297 Islam > 2X6 Sosial dan Budaya > 2X6.1 Masyarakat Islam > 2X6.15 Kelompok Sosial
Divisions: Fakultas Adab dan Humaniora > S1 Sejarah dan Kebudayaan Islam
Depositing User: Zahratul Muna
Date Deposited: 19 Jan 2022 03:20
Last Modified: 19 Jan 2022 03:20
URI: https://repository.ar-raniry.ac.id/id/eprint/19451

Actions (login required)

View Item
View Item