Resistensi Local Wisdom Aceh dan Lombok dalam Menghadapi Westernisasi 4.0

Gunawan Adnan, 2016126801 and T. Murdani, 2019057502 and Cut Zaenab, - (2021) Resistensi Local Wisdom Aceh dan Lombok dalam Menghadapi Westernisasi 4.0. Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia Republik Indonesia, Banda Aceh.

[thumbnail of Resistensi Local Wisdom Aceh dan Lombok dalam Menghadapi Westernisasi 4.0]
Preview
Text (Resistensi Local Wisdom Aceh dan Lombok dalam Menghadapi Westernisasi 4.0)
Laporan Penelitian - Resistensi Local Wisdom & HKI.pdf - Published Version
Available under License Creative Commons Attribution.

Download (2MB) | Preview

Abstract

Aceh dan Lombok dikenal sebagai wilayah yang kental akan budaya lokal dengan pemahaman agama Islam yang kuat. Budaya dan adat yang diwariskan secara turun temurun dari zaman dulu masih banyak yang dipraktekkan, misalnya di Aceh masih ada kenduri laot dan kenduri blang yang tetap dilaksanakan setiap tahunnya. Kemudian tradisi peusijuk, intat boh kayee, toeng tanda dan lain-lain tetap mewarnai kehidupan masyarakat Aceh. Akan tetapi dalam hal pergaulan muda-mudi meskipun diinginkan sama dengan dahulu, sudah banyak mengalami perubahan, karena anak muda zaman sekarang lebih cendrung pada kehidupan pergaulan masyarakat luar, meskipun di sisi lain para orang tua menginginkan adat pergaulan anak muda mengikuti tradisi leluhur, dan sesuai dengan ajaran Islam. Upaya untuk mempertahankan kearifan local Aceh dan Lombok ini adalah kewajiban bersama, pemerintah maupun masyarakat. Dengan tergerusnya kearifan local yang salah satunya diakibatkan oleh globalisasi serta westernisasi, membuat suatu masyarakat kehilangan jati diri mereka. Mudahnya masyarakat memperoleh informasi tentang kehidupan dan budaya masyarakat asing, memberi pengaruh besar terhadap prilaku keseharian mereka. Faktor lain diakibatkan oleh pengaruh orang asing yang sering masuk ke Aceh dan Lombok untuk berlibur. Sedikit banyaknya masyarakat melihat kemudian meniru secara langsung atau tidak langsung. Fakta-fakta pergeseran kearifan local ini bukan saja terjadi karena faktor-faktor di atas, akan tetapi factor lain juga sangat menentukan diantaranya, factor Pendidikan dan pergeseran pemikiran. Ditambah lagi dengan fakta bahwa masyarakat menganggap agama adalah ranah privat, mengesampingkan dakwah, dan menjadikan pemahaman agama bukan sebagai suatu kewajiban namun hanya sebatas pelengkap pemahaman. Agama adalah pondasi dari kebudayaan Aceh, sehingga praktik mengesampingkan agama berimbas pada lunturnya budaya. Di Lombok pun juga seperti itu karena dianggap Lombok harus mengikuti perkembangan zaman.

Item Type: Other
Uncontrolled Keywords: Resistensi, Local Wisdom, Aceh, Lombok, Westernisasi 4.0
Subjects: 300 Sociology and Anthropology (Sosiologi dan Antropologi) > 301 Sosiologi dan antropologi
Divisions: Fakultas Tarbiyah dan Keguruan > S1 Pendidikan Agama Islam
Depositing User: Gunawan Adnan
Date Deposited: 27 Jan 2022 03:41
Last Modified: 27 Jan 2022 03:41
URI: https://repository.ar-raniry.ac.id/id/eprint/19535

Actions (login required)

View Item
View Item