Penulisan buku ini untuk membahas latar belakang konflik Sunni-Syi’ah secara kritis pada masa Kerajaan Utsmaniyah dan Safawiyah, serta membahas kedudukan aliran Sunni di Utsmaniyah dan Syi’ah di Safawiyah. Konflik yang terjadi pada masa Utsmaniyah dan Safawiyah pun merupakan perpanjangan tangan dari konflik-konflik sebelumnya, dengan dasar awal perbedaan sikap memilih pemimpin dan dilanjutkan pada perbedaan pemahaman terhadap dalil-dalil al-Quran dan al-Hadits. Perbedaan sikap di dalam memilih pemimpin cukup kuat dilandasi oleh konflik kesukuan yang terlah berlangsung cukup panjang di jazirah Arab. Adanya pemaksaan madzhab dan berebut pengaruh kekuasaan di antara keduanya membuat konflik di antara Utsmaniyah dan Safawiyah semakin meruncing. Selanjutnya, hubungan di antara Sunni dan Utsmaniyah merupakan madzhab resmi yang sejak awal dianut oleh kerajaan tersebut. Secara umum Utsmaniyah menetapkan madzhab Hanafi sebagai madzhab resminya. Walaupun demikian Utsmaniyah tidak mengikat masyarakatnya ketika terjadi perbedaan atau ketidakadilan, dengan diperbolehkannya meminta fatwa lain dari madzhab masing-masing selama masih dalam ruang lingkup empat madzhab Sunni. Sedangkan Kerajaan Safawiyah menganut faham Syi’ah, telah berlangsung secara gradual. Keinginan Syi’ah untuk berebut pengaruh dalam kerajaan membuahkan hasil dari upaya peperangan dan pemaksaan terhadap para ulama dan masyarakat Sunni agar mereka mengubah keyakinannya kepada Syi’ah, hingga dibentuknya lembaga-lembaga pendidikan yang membuat ajaran Syi’ah lebih berkembang secara sistematis dan efektif dalam Kerajaan Safawiyah.