Keberadaan anak yang melakukan tindak pidana semakin meningkat di Aceh terutama menyangkut penyalahgunaan Narkoba dan perilaku melanggar nilai agama seperti ikhtilat. Oleh karena itu, pemerintah membentuk sebuah Lembaga yang berperan dalam menangani ABH (anak berhadapan dengan hukum). Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui upaya rehabilitasi sosial terhadap anak berhadapan dengan hukum, program rehabilitasi sosial terhadap anak berhadapan
dengan hukum di LPKS-ABH Banda Aceh dan kendala program rehabilitasi sosial terhadap anak berhadapan dengan hukum di LPKS-ABH Banda Aceh. Penelitian ini merupakan peneitian lapangan (field research) dengan menggunkan metode deskriptif dan pendekatan kualitatif. Teknik pengumpulan data yang dilakukan oleh peneliti adalah wawancara, observasi dan dokumentasi. Adapun tekik Analisa data dalam penelitian ini menggunakan teknik deskriptif yang terdiri dari reduksi data, display data dan penarikan kesimpulan. Bedasarkan hasil penelitian diketahui bahwa upaya rehabilitasi sosial terhadap anak berhadapan dengan hukum dilakukan oleh LPKS-ABH Banda aceh dengan cara : pertama, memberikan pelayanan dengan tiga tahap yakni tahap awal, tahappan lanjuttan dan tahp akhir. Kedua, upaya Bimbingan seperti bimbingan kerja kepada anak
ABH. Ketiga, upaya dalam bentuk pengawasan LPKS-ABH Banda Aceh dalam rehabilitasi sosial terhadap anak berhadapan dengan hukum. Program rehabilitasi sosial terhadap anak berhadapan dengan hukum di LPKS Banda Aceh dilakukan dengan diadakannya program bimbingan, pendidikan dan pelaksanaan peribadatan. Dalam bidang agama Rehailitasi Sosial dalam Bidang Pembinaan Agama berupa kegiatan pemahaman pengetahuan-pengetahuan dasar keagamaan, etka kepribadian, dan kedisplinan Pembinaan Agama Islam. Program Pembinaan HARIAN (Shalat Berjamaah) dan Program Pembinaan Mingguan, Program Rehabilitasi Sosial dalam Pembinaan Pendidikan, Program Rehabilitasi Sosial Kemandirian ABH. Adapun yang menjadikendala LPKS dalam rehabilitasi ABH adalah kasus narkoba di belum adanya petunjuk komunikasi secara teknis
pembinaan, yang di sebabkam keterbatasan Kualitas SDM.