Efektivitas Materi Bimbingan Suscatin (Studi Kasus KUA Kecamatan Baiturrahman Kota Banda Aceh)

Setiap orang mendambakan rumah tangga yang harmonis sepanjang usia perkawinan. Namun keharmonisan tidak mungkin akan dicapai dalam suasana permusuhan, pertengkaran, kecurigaan dan memperturutkan prasangaka dan praduga negatif. Indonesia mewajibkan Suscatin sebelum melangsungkan perkawinan berdasarkan Peraturan Direktur Jenderal Bimbingan Masyarakat Islam yang mana suscatin merupakan bimbingan yang diberikan oleh pihak Kementrian Agama melaui BP4 dan Kantor Urusan Agama. Meskipun begitu KUA Kecamatan Baiturrahman masih kurang maksimal dalam memberikan bimbingan. Berdasarkan latar belakang tersebut peneliti merumuskan ke dalam tiga permasalahan sebagai berikut: 1). Apa yang meneyebabkan tidak terilisasinya materi suscatin? 2). Bagaimana pelaksanaan Suscatin di KUA Kecamatan Baiturrahman Kota Banda Aceh? 3). Bagaimana Efektivitas materi bimbingan Suscatin di KUA Kecamatan Baiturrahman Kota Banda Aceh? Penelitian yang penulis gunakan merupakan penelitian Kualitatif dengan menggunakan pendekata jenis penelitian Yuridis Empiris. Dan menggunakan metode pengumpulan data yaitu observasi, wawancara dan dokumentasi. Lokasi penelitian ini dilaksanakan di KUA Kecamatan Baiturrahan Kota Banda Aceh.
Dari hasil penelitian tersebut dapat disimpulkan bahwa: 1). Hal yang menghambat bimbingan didasari oleh kurangnya partisipasi dari pihak catin dan kurangnya fasilitas yang memadai saat bimbingan 2). Bimbingan dilaksanakan di KUA Baiturrahman sesuai dengan peraturan yang berlaku berdasarkan Keputusan Menteri Agama No.517 Tahun 2001 bahwasanya KUA menjadi salah satu penyelenggara pembinaan Pra-nikah. 3). Efektivitas materi di KUA kecamatan Baiturrahman di anggap belum sesuai dengan Peraturan Pemerintah yang berlaku, ketidak sesuaian tersebut di dorong oleh kurangnya waktu dalam penyampaian materi serta tidak ada instruktur terlatih sesuai materi tersebut.