Uruf dan Implikasinya terhadap Tanggung Jawab Nafkah Wanita Karier

Harwis Alimuddin, 281625883 (2021) Uruf dan Implikasinya terhadap Tanggung Jawab Nafkah Wanita Karier. Doctoral thesis, UIN Ar-Raniry.

[thumbnail of Uruf dan Implikasinya terhadap Tanggung Jawab Nafkah Wanita Karier] Text (Uruf dan Implikasinya terhadap Tanggung Jawab Nafkah Wanita Karier)
Harwis Alimuddin, 281625883, PS, FM, 082363225084.pdf - Published Version
Available under License Creative Commons Attribution.

Download (3MB)

Abstract

Masalah pokok dalam penelitian ini adalah bagaimana validitas dan otoritas uruf sebagai teori perubahan hukum, bagaimana keseimbangan hak dan kewajiban suami istri dan penyesuaiannya dengan uruf, serta sejauhmana implikasi uruf terhadap tanggung jawab nafkah istri yang berkarier.
Jenis penelitian ini menggunakan kualitatif deskriptif. Penelitian ini adalah penelitian kepustakaan (library research). Sumber data yang digunakan terdiri dari sumber data primer, sekunder dan tersier. Pendekatan yang digunakan adalah pendekatan sosiologis, teologis normatif dan yuridis. Sedangkan teknik pengolahan dan analisis data dengan analisis kritis.
Penelitian ini menunjukkan bahwa bahwa uruf bukan dalil dan metode penemuan hukum yang berdiri sendiri. Uruf adalah latar belakang atau motif penemuan dan perubahan hukum yang membutuhkan pendekatan atau metode lain dalam merumuskan maupun merubah hukum yang sudah ada. Hukum dapat berubah dengan berubahnya uruf masyarakat. Perubahan hukum dibangun atas dasar kemaslahatan, kebutuhan dan prinsip syariat yang selalu menyesuaikan diri dengan kondisi masyarkat. Uruf sebagai latar belakang perubahan hukum dalam disertasi ini menggunakan tiga metode perubahan hukum. Pertama: ta’li>liyyah, yaitu metode merumuskan dan menentukan ‘illat (masa>lik al-‘illah). Kedua: istis{la>h}iyah, yaitu metode penalaran hukum dengan menjadikan kemaslahatan sebagai pertimbangan. Ketiga: lugawiyyah, yaitu pendekatan linguistik dalam menginterpretasi teks-teks syari’ah.
Penelitian ini juga menunjukkan bahwa dalam menjalankan hak dan kewajiban suami istri harus disesuaikan dengan uruf masyarakat dengan menempuh jalan musyawarah dan tetap menjaga prinsip keseimbangan hak dan kewajiban suami istri. Karena dari 23 ayat al-Qur’an tentang hak dan kewajiban suami istri, 10 di antaranya diiringi dengan kata ma’ru>f yang merupakan pecahan kata dari kata al’urf (uruf). Setelah disesuaikan dengan uruf, penelitian ini menunjukkan bahwa hak qawwa>mah tidak hanya dimiliki oleh suami tetapi juga istri sebagai mitra. Konsekuensi logisnya, suami tidak boleh memperlakukan istri sebagai bawahan, istri tidak serta merta dianggap nusyu>z ketika menolak hubungan biologis, suami tidak boleh memukul istri dan suami tidak boleh bebas berpoligami tanpa izin istri.
Penelitian ini juga menunjukkan bahwa istri yang berkarier tidak wajib dinafkahi. Istri yang berkarier bahkan sepatutnya ikut serta dalam nafkah keluarga sebagai mitra bagi suami. Perubahan hukum ini dilatarbelakangi oleh adanya perbedaan uruf masyarakat pada masa klasik dan uruf masyarakat pada masa modern. Perbedaan uruf masyarakat di sebagian jazirah Arab dengan uruf masyarakat di Indonesia. Uruf masyarakat pada masa klasik dibangun atas uruf patriarki yang cenderung mendomestikkan istri di dalam rumah, sedangkan uruf masyarakat pada masa modern cenderung memberikan kesempatan kepada istri untuk berkarier di ruang publik.

Item Type: Thesis (Doctoral)
Additional Information: 1. Prof. Dr. Al Yasa’ Abubakar, MA 2. Prof. Dr. Rusjdi Ali Muhammad, SH
Subjects: 200 Religion (Agama) > 297 Islam > 2X4 Fiqih > 2X4.3 Hukum Perkawinan (Munakahat) > 2X4.36 Hak dan Kewajiban Suami Isteri, termasuk Nafakah
200 Religion (Agama) > 297 Islam > 2X6 Sosial dan Budaya > 2X6.9 Adat Istiadat
Divisions: Program Pascasarjana > S3 Fikih Modern (Hukum Islam)
Depositing User: Harwis Harwis
Date Deposited: 01 Jul 2022 03:52
Last Modified: 01 Jul 2022 03:52
URI: https://repository.ar-raniry.ac.id/id/eprint/21670

Actions (login required)

View Item
View Item