Muhammad Nasir, 2013016602 (2013) Syariat Islam dan Ngangkang Style: Mengenal Kearifan Lokal dan Identitas Perempuan Aceh. MIQOT, XXXVII (1). pp. 198-113. ISSN 0852-0720
MiQOT - Pak Nasir - ok.pdf - Published Version
Available under License Creative Commons Attribution.
Download (22MB) | Preview
Abstract
Artikel ini berupaya menelusuri atau menstudi aturan yang dikeluarkan wali kota Lhokseumawe yang melarang perempuan mengangkang saat dudu sepeda motor karena dianggap melanggar ajaran Islam. Atturan tersebut telah menimbulakn kritikan yang deras tidak hanya dari kritikan aktivis tetapi juga dari masyarakat banyak yang dianggap sebagai bentuk ketertinggalan dan penindasan terhadap hak asasi kaum perempuan. salah satu kunci memahami persoalan tersebut adalah dengan melihat kembali identitas orang Aceh buaday dan tradisinya yang merupakan aspek antropologi. Penulis menyimpulkan bahwa aturan tersebut bukanlah cara yang terbaik untuk melindungi kaum perempuan, juga bukan cara yang Islami, tetapi ini hanyalah budaya klasik yang dipopulerkan kembali oleh Suadiuntuk menarik perhatian masyarakat seolah-olah dirinya telah memenuhi keinginan masyarakat Lhokseumawe. Dengan aturan tersebut, ia mencoba melindungi moral dan prilaku dan disis lain ia telah menjajah dan mengdiskriminasikan rakyatnya sendiri.
Item Type: | Article |
---|---|
Uncontrolled Keywords: | qanun, identitas, kearifan lokal,ngangkang style, perempuan Aceh |
Subjects: | 300 Sociology and Anthropology (Sosiologi dan Antropologi) |
Divisions: | Fakultas Adab dan Humaniora > S1 Ilmu Perpustakaan |
Depositing User: | Mr Muhammad Nasir Saman |
Date Deposited: | 12 Jan 2018 08:59 |
Last Modified: | 12 Jan 2018 08:59 |
URI: | https://repository.ar-raniry.ac.id/id/eprint/2201 |