Permasalah di lapangan didapati bahwa kurangnya sumber belajar berbasis kearifan lokal dalam proses pembelajaran di kelas IV SDN Suku Wih Ilang. Untuk itu, penelitian ini bertujuan untuk 1). Mendesain bahan ajar berbasis kearifan lokal Bener Meriah, 2) Menguji kelayakan bahan ajar berbasis kearifan lokal Bener Meriah. Penelitian ini menggunakan penelitian dan pengembangan yang mengacu pada model 4D. Sampel penelitian ini adalah 9 orang yang terdiri dari 3 orang ahli media, 3 orang ahli materi, dan 3 orang ahli basaha. Adapun instrument penelitian ini adalah lembar validasi media, lembar validasi materi, dan lembar validasi bahasa yang dianalisis menggunakan analisis kulitatif dan kuantitatif. Analisis kualitatif digunakan untuk analisis kebutuhan dan desain bahan ajar. Sedangkan analisis kuantitatif untuk penilaian bahan ajar yang dianalisis dalam bentuk persentase. Hasil penelitian menunjukkan bahwa: (1) Desain pengembangan bahan ajar berbasis berbasis kearifan lokal Bener Meriah mengikuti model 4D yaitu Define (Pendefenisian), Design (Perancangan), Develop (Pengembangan), Disseminate (Penyebaran) (2) Kelayakan bahan ajar berbasis kearifan lokal Bener Meriah dinilai oleh validator ahli media memperoleh 93.75% dengan kategori “Sangat Layak”, hasil validasi ahli materi diperoleh kelayakan mencapai 95,5% dengan kategori “Sangat Layak”, dan hasil validasi ahli bahasa memperoleh 81% dengan kategori “Layak”. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa produk bahan ajar yang dikembangkan memiliki tingkat kevalidan yang sangat tinggi, sehingga layak digunakan dalam proses pembelajaran.