Lembar Peer Review Sengkarut Pola Hubungan Lembaga Penyelenggara Pemilu di Daerah Otomi Khusus.

Mutiara Fahmi, 2009077304 and Zahlul Pasha, SH, LL.M, - and Khairil Akbar, - Lembar Peer Review Sengkarut Pola Hubungan Lembaga Penyelenggara Pemilu di Daerah Otomi Khusus. Jurnal Al Daulah FSH UIN Surabaya, Surabaya Indonesia.

[thumbnail of Lembar Peer Review Sengkarut Pola Hubungan Lembaga Penyelenggara Pemilu di Daerah Otomi Khusus..pdf] Text
Lembar Peer Review Sengkarut Pola Hubungan Lembaga Penyelenggara Pemilu di Daerah Otomi Khusus..pdf - Published Version

Download (467kB)

Abstract

hasil peer review artikel pada jurnal al daulah UIN Surabaya vol.10 N0. 1 tahun 2020. Artikel ini berupaya menganalisis pola hubungan lembaga penyelenggara pemilu di daerah otonomi khusus di Indonesia. Perbedaan pola hubungan lembaga penyelenggara pemilu di daerah otsus muncul bersamaan dengan implementasi kebijakan desentralisasi asimetris di Indonesia. Akibatnya, muncul perbedaan kewenangan dan kekhususan yang dimiliki oleh satu daerah dengan daerah lain. Padahal konstitusi Indonesia berdasarkan Pasal 22E ayat (5) UUD NRI 1945 menyebutkan bahwa segala peraturan yang terkait dengan lembaga pemilihan umum di Indonesia berlaku secara nasional.Metode penelitian yang digunakanadalahnormatif dan empiris. Penelitian ini menemukan adanya kesamaan dan perbedaan pola hubungan dan kewenangan lembaga penyelenggara Pemilu di Daerah Otonomi Khusus. Kesamaannya adalah, lembaga penyelenggara Pemilu di Daerah Otonomi Khusus ini sama-sama kehilangan tugas dan kewenangan tertentu yang memengaruhi pola hubungan mereka. Perbedaannya terletak pada tugas dan kewenangan yang hilang. Di DKI Jakarta, tugas dan kewengan penyelenggara Pemilu di Kabupaten/Kota hanya dalam rangka membantu tugas penyelenggara Pemilu di Provinsi. Tugas dan kewenangan penyelenggara Pemilu di DIY diciutkan dalam hal Pemilukada Gubernur. Sedang di Aceh, tugas pengawasan dibagi kepada dua lembaga penyelenggara, yakni Panwaslih Aceh dan Panwaslih Provinsi Aceh. Ke depan, pola hubungan dan kewenangan ini menjadi sumber konflik dan sengketa.Sementara di Provinsi Papua, lembaga penyelenggara pemilu tidak melaksanakan pemilihan umum akibat penerapan sistem noken di beberapa daerah tersebut

Item Type: Other
Subjects: 300 Sociology and Anthropology (Sosiologi dan Antropologi) > 340 Law/Ilmu Hukum
Divisions: Fakultas Syariah dan Hukum > S1 Tata Negara
Depositing User: Mutiara Fahmi Razali
Date Deposited: 17 Oct 2022 03:34
Last Modified: 17 Oct 2022 03:34
URI: https://repository.ar-raniry.ac.id/id/eprint/23709

Actions (login required)

View Item
View Item