Salah satu instrumen filantropi yang potensial dan masih diperselisihkan sebagian hukumnya adalah sumbersumber zakat, khususnya terkait dengan penghasilan dari berbagai profesi dan jenis usaha baru. Walaupun sumber ini
dapat dikelola bagi pemberdayaan ekonomi para mustahik dan untuk mewujudkan kemaslahatan yang lebih luas namun masih tetap berada dalam ranah khilafiah karena sifatnya dabateble. Karena itu mengakaji sumber-sumber zakat (Mal al-zakawiy) baik dari sumber klasik maupun modern adalah sebuah keniscayaaan. Upaya yang dilakukan oleh para ulama dan para peneliti patut dihargai dan diapresiasi baik dalam bentuk produk-produk ijtihad maupun dalam bentuk regulasi yang berlaku di suatu negara atau daerah. Tidak ada halangan bagi pemerintah atau siapaun yang berkompeten untuk melakukan langkahlangkah mulia ini demi untuk menghasilkan sebuah produk hukum fiqh yang harus disesuaikan dengan perkembangan dan tuntutan zaman, karena hukum berkembang mengikuti perputaran masa dan tempat.