Prioritas pemindanaan dalam Qanun Nomor 6 Tahun 2014 Tentang Hukum Jinayat terkesan salah orientasi dan prioritas, karena ruang lingkup yang diatur dalam Qanun Jinayat 8 (delapan) dari 10 (sepuluh) jarimah itu berorientasi pada moral-seksual, padahal dalam fiqih jinayat tidak berorientasi pada seksual saja melainkan pada perbuatan-perbuatan lainnya, seperti pencurian, pemberontakan, perampokan dan juga murtad. Adapun rumusan masalah dalam penelitian skripsi ini adalah bagaimana penerapan perbuatan jarimah dalam Qanun Nomor 6 Tahun 2014 Tentang Hukum Jinayat dan bagaiman perbandingan perbuatan jarimah dalam fiqih jinayat dengan Qanun Nomor 6 Tahun 2014 Tentang Hukum Jinayat. Penelitian ini menggunakan metode penelitian lapangan (field research) atau penelitian hukum empiris, yang bersifat deskriptif analitis dengan menggunakan pendekatan kualitatif. Dalam Qanun Hukum Jinayat Pasal 3 Ayat (2) diatur sepuluh jarimah, Khamar, Maisir, Khalwat, Ikhtilat, Zina, Pelecehan Seksual, Pemerkosaan, Qadẓaf, Liwath, dan Musahaqah. Sedangkan dalam fiqih jinayat yaitu ada 7, yaitu: Zina, Qadẓaf, Sariqah (Pencurian), Ḥirābah (Perampokan), Khamar, Al-Bagyu (Pemberontakan) dan Riddah (Murtad).