Pemaafan sebagai alasan menjadi ringan nya suatu hukuman sampai terhapusnya hukuman tersebut dalam hukum pidana positif maupun hukum pidana Islam. Terdapat perbedaan bahwa dalam hukum pidana islam hanya korban atau keluarga korban yang dapat memberi maaf sedangkan dalam hukum pidana positif baik korban, keluarganya dan hakim dapat memberikan maaf sehingga hukuman terpidana dapat di ringankan hingga dihapuskan. Hal ini menimbulkan pertanyaan yang menjadi fokus dalam penelitian skripsi ini yaitu bagaimana kriteria dan unsur-unsur dalam pemaafan tersebut agar menjadi alasan terhapusnya pidana? dan yang kedua apa saja penyebab perbedaan unsur dan kriteria dari dua hukum yang menjadi studi perbandingan tersebut. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode kualitatif dengan pengumpulan data melalui studi pustaka (library research) dengan pendekatan perbandingan. Dari hasil penelitian ini bahwa hukum pidana islam kriteria dan unsur dari pemaafan merupakan jarimah hudud yang terbagi ke dalam pertobatan dan pemaafan, jarimah qishas dengan pemaafan dengan pemberlakuan diyat dan tidak, dan jarimah ta’zir. Sedangkan dalam hukum pidana positif yaitu berdasarkan pasal 44, pasal 49, pasal 49 ayat (2), pasal 51 ayat (2), pasal 54 ayat (1). Dari kriteria dan unsur ini ditemukan sebab terjadi perbedaan yaitu berdasarkan sumber, waktu dan tauhid