Penulis dan penerbit adalah dua pihak yang tidak dapat dipisahkan dari dunia literasi. Keduanya memiliki peran penting dalam mencapai tujuan bersama, yaitu memperoleh keuntungan dari karya yang diterbitkan. Penerbit PeNA adalah salah satu penerbit di Aceh yang banyak menerbitkan hasil karya dengan perolehan pendapatan berupa royalti. Royalti buku adalah imbalan yang dibagi antara penerbit dan penulis atas pemanfaatan dan penggunaan suatu ciptaan. Pemberian royalti yang pantas dapat meningkatkan minat dan motivasi bagi pengarang buku agar terus menghasilkan karya yang bermutu dan berkualitas. Namun fakta yang ditemukan masih kerap terjadi permasalahan dalam perjanjian penerbitan buku, salah satunya mengenai pembayaran royalti, beberapa penulis merasa dirugikan karena tidak transparannya penerbit terkait produktifitas jumlah buku yang laku terjual. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui mekanisme penetapan dan pembayaran royalti yang dilakukan oleh pihak penerbit dengan penulis buku, mengetahui pandangan Fiqh Muamalah terhadap praktik penetapan royalti pada Penerbit PeNA. Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian kualitatif yang menggunakan pendekatan yuridis normatif dan yuridis empiris dengan teknik pengumpulan data melalui wawancara dan dokumentasi. Hasil penelitian menunjukkan bahwa, mekanisme penerbitan buku pada Penerbit PeNA dilakukan melalui tiga tahap yaitu, pra-cetak, printing, dan Publishing. Mekanisme pembayaran royalti antara pengarang dan penerbit PeNA dilakukan dengan sistem bagi hasil penjualan buku, sistem persentase, sistem termin, dan sistem lepas hak cipta. Pihak PeNA telah berusaha semaksimal mungkin dalam melindungi hak cipta penulis dengan cara tetap membayarkan royalti kepada penulis seperti yang telah diperjanjikan di awal dan transparan kepada penulis terkait produktifitas buku sehingga praktik pembagian royalti antara pihak Penerbit PeNA dan penulis sesuai dengan Fiqh Muamalah.