Bagian Harta Warisan Khunṡa Musykil (Perbandingan Mażhab Hanafi dan Mażhab Hanbali)

Kamiluddin, 131109053 (2018) Bagian Harta Warisan Khunṡa Musykil (Perbandingan Mażhab Hanafi dan Mażhab Hanbali). Skripsi thesis, UIN AR-RANIRY BANDA ACEH.

[thumbnail of GABUNGAN.pdf]
Preview
Text
GABUNGAN.pdf

Download (951kB) | Preview

Abstract

Skripsi ini merupakan upaya untuk menjelaskan mengenai permasalahan pembagian harta warisan khunṡa musykil menurut pendapat Mażhab Hanafi dan Mażhab Hanbali. Dalam Al-Qur’an jelas dikemukakan secara detail bagaimana hukum warisan, akan tetapi belum ditentukan bagaimana hukum kewarisan bagi khunṡa musykil. Para ulama berbeda pendapat mengenai bagian harta warisan khunṡa musykil tersebut, oleh karena itu penulis mengangkat skripsi ini dengan tema “Bagian Harta Warisan Khunṡa Musykil Menurut Mażhab Hanafi dan Mażhab Hanbali”. Adapun tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui bagaimana pandangan mażhab Hanafi dan mażhab Hanbali tentang warisan khunṡa musykil, mengetahui persamaan dan perbedaan pandangan mażhab Hanafi dan mażhab Hanbali tentang warisan khunṡa musykil dan untuk mengetahui metode istinbaṭ hukum mażhab Hanafi dan mażhab Hanbali tentang warisan khunṡa musykil tersebut. Data dicari melalui studi kepustakaan (library research), sumber data primer dan sumber data skunder. Hasil dari penulisan ini adalah, pada dasarnya dalam menentukan status hukum bagi khunṡa, kedua mażhab berpendapat sama yaitu dengan melihat tanda kedewasaannya dan darimana ia mengeluarkan air kencing, seperti yang disebutkan dalam sebuah Ḥadiṡ yang diriwayatkan dari Ibnu Abbas. Bila seorang khunṡa telah jelas status hukumnya maka berlakulah hukum yang disesuaikan baginya baik dia laki-laki atau perempuan dalam segala hal, seperti perkawinannya, kewarisannya dan hukum syariat lainnya dan para ahli waris sepakat dalam menghitung harta warisan khunṡa musykil dengan memperkirakan dan menghitungnya sebagai laki-laki dan perempuan hanya sanya mereka berbeda pendapat dalam menghitung jumlah kadar yang akan diberikan kepada khunṡa musykil tersebut. Dalam hal persamaan pemikiran antara kedua mażhab sama-sama memberikan bagian harta warisan kepada salah satu jenis saja, apakah dia digolongkan laki-laki atau perempuan. Akan tetapi madżab Hanafi berpendapat bahwa khunṡa berhak mendapatkan bagian terkecil di antara dua bagian yaitu apabila ia ditetapkan sebagai laki-laki dan perempuan, mana yang dua ini lebih sedikit diberikan kepadanya, ahli waris lain tidak terpengaruh kepadanya. Sedangkan menurut Mażhab Hanbali ahli waris khunṡa musykil diberikan bagian terkecil, dan sisanya ditahan hingga kejelasan khunṡa ini nampak. Kemudian metode istinbaṭ yang digunakan oleh metode istinbaṭ hukum yang digunakan mażhab Hanafi dan mażhab Hanbali dalam menguatkan pendapatnya tentang pembagian harta warisan khunṡa adalah berdasarkan Ḥadiṡ yang juga sudah menjadi kesepakatan ulama (ijma’) dengan melihat tanda-tanda yang telah disebutkan baik dengan melihat tanda darimana jalan keluarnya air seni maupun dengan cara melihat tanda-tanda kedewasaannya. Namun apabila juga tidak tampak tanda-tanda kedewasaannya, ia digolongkan menjadi khunṡa musykil.

Item Type: Thesis (Skripsi)
Additional Information: PEMBIMBING 1. Dr. Khairuddin, M. Ag 2. Misran, M. Ag
Uncontrolled Keywords: HARTA WARISAN KHUNSA
Subjects: 200 Religion (Agama) > 297 Islam
200 Religion (Agama) > 297 Islam > 2X4 Fiqih
200 Religion (Agama) > 297 Islam > 2X4 Fiqih > 2X4.4 Hukum Waris (Faraid) dan Wasiat
Divisions: Fakultas Syariah dan Hukum > S1 Perbandingan Mazhab
Depositing User: Kamiluddin Ibrahim
Date Deposited: 19 Feb 2018 04:53
Last Modified: 19 Feb 2018 04:53
URI: https://repository.ar-raniry.ac.id/id/eprint/2548

Actions (login required)

View Item
View Item