Kurangnya kemampuan berpikir kritis siswa yang ada di sekolah sangatlah mempengaruhi hasil belajar siswa. Dilihat dari proses belajar siswa kelas V MIN 1 Sabang terdapat permasalahan yaitu ketika siswa diberikan suatu pertanyaan siswa tersebut dapat memberikan jawaban namun belum bisa menjelaskan alasan atau pendapat berkaitan dengan jawaban tersebut. Guru sudah menggunakan strategi pembelajaran namun belum dapat memunculkan kemampuan berpikir kritis siswa pada saat proses pembelajaran berlangsung. Salah satu strategi yang dapat diterapkan yaitu strategi active knowledge sharing. Tujuan penelitiannya ini adalah (1) mengetahui aktivitas guru dan siswa setelah menggunakan strategi active knowledge sharing di kelas V/b (2) mengetahui kemampuan berpikir kritis dan hasil belajar siswa menggunakan strategi active knowledge sharing di kelas V/b. Penelitian ini berbentuk Penelitian Tindakan Kelas (PTK), dilakukan dengan 4 tahapan yaitu perencanaan, pelaksanaan, observasi, dan refleksi. Instrumen penelitian ini adalah lembar aktivitas guru, aktivitas siswa, soal tes berpikir kritis dan hasil belajar. Hasil penelitian menunjukkan bahwa: (1) aktivitas guru menggunakan strategi active knowledge sharing pada siklus I yaitu 76,56% dengan kategori baik dan mengalami peningkatan pada siklus II menjadi 92,18% dengan kategori baik sekali, (2) hasil penelitian aktivitas siswa menggunakan strategi active knowledge pada siklus I yaitu 73,43% dengan kategori baik dan pada siklus II menjadi 93,75% dengan kategori baik sekali, (3) tes kemampuan berpikir kritis pada siklus I pada siklus I yaitu sebesar Pada 61,2% dikategorikan sebagai cukup kritis dan siklus II mengalami peningkatan sebesar 82,4% dikategorikan sebagai sangat kritis, (4) hasil belajar siswa siklus I yaitu sebesar 44% dengan kategori kurang dan siklus II mengalami peningkatan hasil belajar siswa sebesar 84% dengan kategori baik sekali.