Coffeeshop yang semakin banyak di Banda Aceh ini yang menjadikan begitu banyak pilihan bagi para konsumen untuk memilih tempat untuk nongkrong atau mengerjakan tugas, karena hal tersebut maka para pelaku usaha coffeeshop di Banda Aceh akan bersaing dengan yang lainnya bagaimana komunikasi bisnis Hanakata, Hanasobi, dan Kala Berdua dapat bertahan di tengah persaingan bisnis yang ketat ini maka para pengusaha haruslah memakai strategi apa dalam meningkat penjualan dan bagaiamana agar tetap bertahan di tengah persaingan ini dan apa saja hambatan dalam menjalankan bisnis coffeeshop ini. Peneliti pada penelitian ini memakai metode penelitian kualitatif yaitu peneliti mewawancari sampel yang sudah peneliti tentukan yang dimakan purposive sampeling lalu data utama yaitu mewawancarai sang pemilik coffeeshop tersebut. Penelitian ini menggunakan teori marketing mix 7 P dimana peneliti melihat dari 7 aspek teori ini dalam hal persaingan yaitu Product, Price, Place, Promotion, people, Process, and Physical advance. Hasil dari penelitian ini yaitu ketiga coffeeshop ini mempunyai keunggulan dan kekuranggannyya masing-masing, Hanakata memiliki keunggulan adanya working space, mengapa dikatakan working space karena dilengkapai fasilitas pendukung yang lengkap seperti Ac, wifi, kursi dan meja yang nyaman serta dipisahkan dengan kerumunan ramai dan mempunyai space tersendiri. Harga produk yang terjangkau serta lokasi yang strategis tetapi masih kurang dalam hal promosi. Hanasobi mempunyai keunggulan memakai bahan-bahan premium serta lokasi yang sangat strategis serta promosi yang begitu gencar. Sedangkan kala berdua mempunyai keunggulan yaitu mengeluarkan inovasi produk setiap bulannya tetapi kekurangganya yaitu lokasi yang tidak strategis serta promosi yang sangat kurang. Agar dapat bertahan ditengah persaingan bisnis yang begitu ketat maka coffeeshop haruslah mengeluarkan inovasi produk lalu berlokasi strategis dan melakukan promosi pada platform digital.