Pemanfaatan Cangkang Kerang Langkitang (Faunus ater) Sebagai Biosorben Untuk Menyerap Logam Berat Timbal (Pb) di Sungai Krueng Reuleung

Observasi awal menunjukkan bahwa kandungan timbal yang terdapat di Sungai Krueng Reuleung memiliki konsentrasi 0,396 mg/l yang sudah melebihi baku mutu. Biosorben yang digunakan untuk mengurangi kadar logam timbal (Pb) adalah cangkang kerang langkitang (Faunus ater). Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui kemampuan cangkang kerang langkitang sebagai biosorben dan melihat efektifitas serta efesiensi, dalam menyerap logam berat timbal (Pb). Metodologi yang digunakan bersifat esperimental dengan pendekatan kuantitatif. Penelitian ini menggunakan variasi massa adsorben dan waktu kontak, dengan variasi massa adsorben 0,5 gram, 1 gram, 1,5 gram, 2 gram dan 2,5 gram. Sedangkan variasi waktu kontak selama 30-60 menit. Air sungai yang dianalisis sebanyak 10 sampel dengan ukuran 200 ml. Pengujian logam berat timbal (Pb) menggunakan Atomic Absobtion Spectrophotometer. Hasil penelitian kadar logam berat Pb dari semua variasi massa dengan waktu 30 menit yang paling efektif pada variasi 2,5 gram dengan hasil analisis sebesar 0,045 mg/l. Sedangkan untuk pengujian pada waktu 60 menit yang paling efektif 0,099 mg/l pada variasi massa adsorben 2,5 gram. Berdasarkan hasil tersebut terjadi penyerapan terhadap logam berat timbal (Pb) dengan baik, namun belum sesuai yang diharapkan karena belum mencapai baku mutu pada Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 22 Tahun 2021 Tentang Penyelenggaraan Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan Hidup.