Identifikasi Penyebab Perilaku Menyimpang Remaja Ditinjau Dari Sudut Psikologi Perkembangan Di Lembaga Pembinaan Khusus Anak (LPKA) Kelas II Banda Aceh

Pada nyatanya remaja merupakan generasi yang paling berpengaruh dalam mewujudkan cita-cita untuk masa depan mereka, akan tetapi, pada saat ini sangatlah berbeda apa yang diharapkan yaitu terjadinya perilaku menyimpang yang diawali dengan kenakalan remaja hingga melakukan tindakan kejahatan. Hal tersebut dapat dilihat dari pengaruh berbagai kondisi sehingga remaja cenderung lebih bebas dan kurangnya moral sehingga melakukan penyimpangan. Berdasarkan permasalahan tersebut maka fokus penelitian ini adalah “Identifikasi Penyebab Perilaku Menyimpang Remaja Ditinjau Dari Sudut Psikologi Perkembangan di Lembaga Pembinaan Khusus Anak (LPKA) Kelas II Banda Aceh”. Adapun tujuan dari penelitian ialah untuk mengetahui bentuk- bentuk perilaku menyimpang, kondisi ekonomi, agama, sosial, dan keluarga pada anak yang berperilaku menyimpang, dan pembinaan dilakukan di LPKA dalam mengatasi perilaku menyimpang anak. Dalam penelitian ini, penulis menggunakan pendekatan penelitian bersifat kualitatif dengan metode deskriptif analitis. Objek penelitiannya adalah di Lembaga Pembinaan Khusus Anak (LPKA) Kelas II Banda Aceh. Subjek dalam penelitian ini berjumlah 33 anak didik pemasyarakatan (ANDIKPAS) dengan berbagai kasus yang berbeda dan 3 pegawai/staf di LPKA. Teknik pengambilan sampel menggunakan teknik purposive sampling dengan pertimbangan dan ketentuan yang dipilih oleh peneliti sendiri. Teknik pengumpulan data dilakukan dengan observasi, wawancara, dan dokumentasi. Dalam teknik analisis data dilakukan dengan redukasi data, penyajian data, dan menarik kesimpulan. Dari hasil penelitian ditemukan anak yang terjerat berbagai perkara di LPKA termasuk perilaku menyimpang dengan melakukan seks, mengkomsumsi narkoba, pencurian, dan pembunuhan. Anak didik pemasyarakatan melakukan perilaku menyimpang dipengaruhi beberapa kondisi seperti: lingkungan sosial, agama, ekonomi dan keluarga yang buruk. Dari segi psikologi perkembangan, anak di LPKA tidak menguasai beberapa tugas- tugas perkembangan sehingga melakukan penyimpangan. Pada pembinaan yang dilakukan di LPKA menemukan kekurangan yaitu kurangnya staf pengajar/guru dan sebagian anak tidak disiplin dengan program pembinaan. Kelebihannya ialah anak tidak merasa rugi dan mempunyai bekal ilmu yang sudah didapatkan saat menjalankan program pembinaan.