Anak Berkebutuhan Khusus yang merupakan kelompok anak-anak dengan keterbatasan baik dalam hal fisik maupun non fisik seiring berjalan waktu terus bertambah jumlahnya ditengah masyarakat termasuk di Kota Banda Aceh. Peningkatan jumlah anak berkebutuhan khusus menjadi hal yang perlu dipikirkan oleh pemerintah pusat dan pemerintah daerah dalam memenuhi hak mereka terutamanya adalah hak mendapatkan jaminan kesehatan dan rehabilitasi sosial yang akan membantu meningkatkan kualitas hidup dikemudian hari. Rehabilitasi sosial dan terapi anak berkebutuhan khusus menjadi dua hal yang memeiliki peran penting untuk didapatkan oleh anak-anak dengan masing-masing keterbatasan, dalam menghadirkan lingkungan tersebut maka perlu adanya pemahaman dalam hal perilaku-perilaku khusus anak-anak tersebut agar menghasilkan desain lingkungan yang dapat mewadahi perilaku serta membantu meningkatkan efektifitas proses rehabilitasi dan terapi. Dengan pendekatan arsitektur perilaku dan konsep dasar sensori yang diupayakan akan mendukung proses terapi didalam dan luar ruangan baik secara fisik maupun non fisik dengan menstimulasi 5 panca indera kelompok anak-anak dalam merespon lingkungannya.