Gagasan Hazairin bertujuan untuk menghapuskan hukuman tahanan penjara bukanlah pekerjaan mudah. Terlepas dari tidak efektifnya penjara dalam meredam kejahatan di Indonesia sebagai pembenar, eksistensi penjara harus tetap dipertahankan sebagai upaya mendidik dan memperbaiki “life style” terpidana menjadi lebih baik selama mereka berada dalam proses pembinaan di lembaga penjara. Dalam konteks Aceh yang sedang melaksanakan hukum pidana Islam, gagasan Hazairin sangat relevan ditelaah kembali untuk menata dan membenahi secara serius sistem pemenjaraan. Prioritas perbaikannya ditujukan pada aspek manajemen penjara, rentang watu masa hukuman tahanan penjara dan selektifitas hakim dalam menjatuhkan sanksi hukuman pidana penjara hal terpenting dilakukan sebagai upaya pemecahan belum terealisasinya efektivitas pemenjaraan