Penggunaan Extratextual Interaction dalam Praktik Storytelling

Kajian ini bertujuan untuk mengetahui penggunaan interaksi ekstratekstual dalam praktik bercerita yang dilakukan oleh mahasiswa semester V Prodi PIAUD Fakultas Tarbiyah UIN Ar-Raniry. Praktik bercerita ini merupakan tugas final yang harus mereka lakukan untuk lulus mata kuliah Storyteling. Sebanyak 39 mahasiswa yang berpartisipasi dalam praktik ini di bagi dalam 5 kelompok yang terdiri dari 8 atau 7 anggota. Dalam praktik bercerita mahasiswa sebagai narrator menggunakan 12 interaksi sementara mahasiswa sebagai pendengar menggunakan 9 interaksi yang diadopsi dari Natsiopoulou, Souliotis & Kyridis (2006). Hasil observasi menunjukkan bahwa narrator dari semua kelompok menggunakan attention secara penuh sebanyak 25 kali (12% dari keseluruhan interaksi) dan interaksi yang paling sedikit digunakan adalah relating the story to real lifeyaitu 12 kali (6% dari seluruh interaksi). Sementara itu pendengar menggunakan names sebanyak 21 kali (19%) dan 9 (8%) kali untuk prediction, recalling information, and questions for clarification. Interaksi parallel reading tidak digunakan (0%) dalam praktik karena tidak ada dari mereka yang menggunakan buku cerita. Bisa disimpulkan bahwa baik narrator maupun pendengar sudah menggunakan interaksi ekstratekstual dengan frequensi yang berbeda-beda.