Penerapan Teori Interpretatative pada Display Benda Pameran Tetap di Museum Aceh (Studi di Museum Banda Aceh dan Aceh Tengah)

Marduati, 2016107304 (2016) Penerapan Teori Interpretatative pada Display Benda Pameran Tetap di Museum Aceh (Studi di Museum Banda Aceh dan Aceh Tengah). Project Report. UIN Ar-Raniry, Banda Aceh.

[thumbnail of Penelitian ini menggembarkan tentang penerapan konsep intretative dalam memamerkan benda di ruang pamer tetap] Text (Penelitian ini menggembarkan tentang penerapan konsep intretative dalam memamerkan benda di ruang pamer tetap)
Laporan Penelitian 2016 an. Marduati.pdf - Published Version
Available under License Creative Commons Attribution.

Download (2MB)

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan display benda dan menganalisis penerapan teori interpretative dalam display benda di Museum Aceh khususnya Museum Aceh di Banda Aceh dan Museum Gayo di Takengon Aceh Tengah. Metode yang digunakan adalah metode kualitatif dengan cara penelitiannya melalui observasi, wawancara, dan dokumentasi. Hasil penelitian menyebutkan bahwa adanya perbedaan dalam penataan benda di kedua museum tersebut. Museum Aceh menyajikan pameran dalam tema-tema tertentu yaitu tema Bustan Bumi, Bustan as Salatin, Bustan Syuhada, dan Bustan Budaya. Kelima tema tersebut memiliki cerita yang terkait antara tema satu dengan tema lainnya. Sementara Museum Gayo menempatkan koleksinya dalam pembagian ruang-ruang dibatasi tingkat keluasannya. Jumlah ruang ada enam dan benda ditempatkan berdasarkan teori menyusun benda agar mudah dilihat. Benda-benda tampak bercampur dan berulang dan belum tersusun satu cerita dalam satu ruang. Museum Aceh dalam penataan koleksi sudah mencoba menggunakan konsep interpretasi jika dilihat dari penciptaan tema-tema dalam pengelompokan benda. Buktinya adanya usaha mengelompokkan benda-benda yang terkait sehingga membentuk rangkaian cerita. Dan museum Aceh sudah berusaha menciptakan tema berdasarkan rangkaian kehidupan manusia. Buktinya telah memunculkan tema-tema dalam display benda baik dalam satu petrin maupun dalam satu ruang yang mengambil satu tema khusus. Tema-tema dalam satu ruang sudah bercerita. Sementara Museum Gayo masih menggunakan teori tradisional yaitu memamerkan benda dengan hanya mendeskripsikan benda secara artefak tanpa mengaitkan benda satu dengan benda di sebelahnya atau benda lainnya yang terkait. Museum Gayo belum melakukan interpretasi dalam menyajikan benda, terbukti dengan cara display benda bercampur ceritanya dalam satu ruang.

Item Type: Monograph (Project Report)
Subjects: 300 Sociology and Anthropology (Sosiologi dan Antropologi)
300 Sociology and Anthropology (Sosiologi dan Antropologi) > 306 Kebudayaan dan Pranata
Divisions: Fakultas Adab dan Humaniora > S1 Sejarah dan Kebudayaan Islam
Depositing User: Marduati Marduati
Date Deposited: 02 May 2023 02:55
Last Modified: 02 May 2023 02:55
URI: https://repository.ar-raniry.ac.id/id/eprint/28517

Actions (login required)

View Item
View Item