Relokasi Pasar Peunayong ke Pasar Al-Mahirah Lamdingin. Tujuannya untuk penataan kota yang lebih baik dalam jangka panjang. Namun ternyata proses relokasi tersebut mengalami resistensi serta pro kontra di kalangan para pedagang. Karena itu penelitian ini bertujuan untuk menjelaskan tentang faktor-faktor lahirnya resistensi dari para pedagang terhadap relokasi, langkah advokasi yang ditempuh, serta dampak advokasi yang dihasilkan. Penelitian ini menggunakan metode analisis kualitatif, jenis penelitian deskriptif. Hasil dari penelitian ini ialah, resistensi selama relokasi berlangsung disebabkan para pedagang merasa tempat pasar lama atau pasar Peunayong tersebut ialah milik mereka sehingga mereka melakukan tindakan advokasi untuk mempertahankan wilayah mereka, padahal nyatanya tempat itu ialah milik Pemerintah. Mekanisme advokasi dalam relokasi berlangsung adanya tindakan seperti demonstrasi sebagai bentuk unjuk rasa para Pedagang agar tidak direlokasikan, sebelumnya Pemerintah memang masih memberi kesempatan bagi Pedagang untuk diperbolehkan berjualan di pasar Peunayong, namun hingga akhirnya pada tanggal 25 Mei 2021 Pemerintah merelokasikan para Pedagang secara permanen ke Pasar Al-Mahirah. Dampak advokasi yang dilakukan para Pedagang selama relokasi ini hanya berlangsung sebentar, karna pada akhirnya pemerintah tetap merelokasikan para Pedagang ke pasar baru yaitu pasar Al-Mahirah. Meskipun demikian Pemerintah akan terus mengupayakan kebutuhan Pedagang agar merasa nyaman di Pasar Baru.