Evaluasi Kebijakan Pembukaan Jalur Penerbangandi Kota Sabang Terhadap Pendapatan Asli Daerah

Kebijakan Pemerintah dibidang transportasi dalam mendukung program pengembangan daerah tertinggal dan wilayah perbatasan, sesuai misi Kementerian Perhubungan tahun 2010-2014 yaitu meningkatkan aksebilitas masyarakat terhadap pelayanan transportasi untuk mendukung pengembangan konektivitas antar wilayah, diantaranya kebijakan pembukaan jalur penerbangan di Kota Sabang. Pembukaan jalur penerbangan Sabang akan berdampak pada peningkatan jumlah wisatawan. Semakin tingginya arus kunjungan wisatawan suatu daerah tujuan wisata, maka pendapatan sektor pariwisata disuatu daerah tersebut juga akan semakin meningkat. Setiap peningkatan jumlah kunjungan wisatawan akan memberikan efek secara langsung terhadap peningkatan output Produk Domestik Bruto (PDB) juga cadangan devisa, yang kemudian memberikan pengaruh terhadap pertumbuhan ekonomi. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui dan mengevaluasi Kebijakan Pembukaan Jalur Penerbangan Di Kota Sabang Terhadap Pendapatan Asli Daerah, dan menganalisis pengaruh pembukaan jalur penerbangan di Kota Sabang terhadap Pendapatan Asli Daerah. Penelitian ini menggunakan metode kualitatif deskriptif. Hasil penelitian menemukan bahwa jalur penerbangan dibuka pertama kali pada 2 Juni 2015 dimana penerbangan perdana dengan rute Kuala Namu – Sabang.. Namun pada 6 November 2018, Maskapai Wings Air menutup sementara penerbangan rute Kualanamu-Sabang (KNO-SBG). Selanjutnya Maskapai Garuda Indonesia juga telah menghentikan lebih dulu pada 15 September 2018 jadwal penerbangan pulang pergi dengan pesawat ATR 72-600 dari Kualanamu, Sumatera Utara, ke Sabang, Aceh. Kebijakan pembukaan jalur penerbangan mampu meningkatkan pendapatan asli daerah kota Sabang. Kesimpulan akhir pada penelitian ini adalah dengan dibukanya kembali jalur penerbangan di Kota Sabang memberikan dampak bagi pendapat asli daerah Kota Sabang dikarenakan akan mengundang banyak wisatawan luar daerah.