Segala sesuatu yang terjadi di dunia ini telah ada dan ia merupakan ketentuan Ilahi seperti fenomena gerhana bulan dan matahari. Fenomena tersebut merupakan tanda kebesaran dan kekuasaan Allah Swt dan ketika terjadinya gerhana, Rasulullah Saw mengajarkan kita supaya melakukan shalat sunat gerhana. Hal itu karena Rasulullah takut akan terjadinya kiamat. Dalam al-Qu’ran terdapat firman Allah Swt tentang bulan dan matahari yang mengikut peredaran masing-masing. Ketika matahari, bulan dan bumi berada pada satu garis yang lurus maka terjadilah fenomena gerhana tersebut. Terdapat perbedaan diantara mufasir dalam menafsirkan makna gerhana. Skripsi ini melatarbelakangi penelitian, khususnya pada penafsiran al-Thabari dan perbedaannya dengan tafsir-tafsir yang lain. Maka rumusan masalah yang dapat diangkat oleh penulis adalah pertama, bagaimana pemaknaan gerhana dalam tafsir al-Thabari dan yang kedua, bagaimana relevansi penafsiran al- Thabari tentang gerhana dengan kajian ilmuwan sekarang. Dalam penelitian ini, penulis menggunakan metode Tahlili yang bercorak ‘ilmi. Corak ini merupakan penafsiran ayat-ayat al-Qu’ran melalui pendekatan ilmu pengetahuan seperti sains, sastra dan lain-lain lagi. Kemudian jenis penelitian yang digunakan adalah berupa penelitian kepustakaan (library research), dengan memanfaatkan sumber perpustakaan untuk mengumpul data, mencatat, membaca kemudian mengolah bahan penelitian. Sumber data yang digunakan terdiri dari