Menurut masyarakat Kampung Bukit Besar, adat berendoi menjadi kebiasaan yang harus dilakukan sekitar 7 hari atau satu bulan setelah melahirkan anak. Selain itu, terdapat beberapa hal yang harus dilakukan sebelum adat berendoi, yaitu memulakan majlis dengan membaca yasin, diikuti dengan tahlil, doa-doa, sholawat, bertahnik serta melaksanakan aqiqah. Adat berendoi telah menjadi adat yang dilakukan secara turun-temurun oleh masyarakat sejak zaman dahulu hingga saat ini. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui bagaimana filosofi adat upacara berendoi menurut masyarakat di Kampung Bukit Besar, untuk mengetahui prosesi upacara adat berendoi dilaksanakan serta mengetahui pengaruh positif dan negatif adat berendoi terhadap masyarakat.
Penelitian ini adalah field research dengan menggunakan pendekatan kualitatif dan juga metode observasi, wawancara dan dokumentasi sebagai teknik pengumpulan data.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa adat berendoi merupakan adat yang sudah ada sejak dahulu, pertama kali dilakukan pada saat upacara maulid. Adat ini merupakan persembahan pertama ketika anak baru lahir. Adapun prosesi pelaksanaan adat ini, biasanya dilakukan tujuh hari setelah kelahiran bayi atau setelah berakhirnya pantangan sang ibu dengan menggunakan berbagai peralatan yang disediakan oleh keluarga atau masyarakat. Setiap peralatan dalam upacara adat berendoi memiliki arti tersendiri. Dalam pelaksanaan berendoi, terdapat puisi dan nazam semasa adat ini berlangsung. Setiap puisi dan nazam memiliki filosofi yaitu tentang pengorbanan ibu dan juga dalam memperingati akan ajaran Islam. Masyarakat berpandang bahwan adat ini diterima baik oleh masyarakat Kampung Bukit Besar karena merupakan perbuatan yang baik, positif dan bermanfaat meskipun ada pandangan negatif.